Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan pemerintah terus memberikan kemudahan untuk mendukung upaya peningkatan ekspor produk UMKM, salah satunya terkait pembentukan ekosistem ekspor.
Kedua, lanjutnya, terkait pengembangan kapasitas dan kemampuan ekspor UMKM disertai dengan pendampingan dan fasilitasi standardisasi.
Baca juga: Puluhan pelaku wirausaha pemula ikuti bimbingan teknis multimedia
"Begitu juga dengan sertifikasi ekspor produk UMKM seperti Organic, HACCP, BRC, ISO, hingga pembentukan Rumah Produksi Bersama," paparnya.
Keempat, kolaborasi perluasan pasar dengan Diaspora Indonesia yang menjadi agregator, di antaranya pasar Norwegia, kerja sama dengan Kadin dalam bentuk Indonesia Trading House di Swiss, hingga kolaborasi antara KemenkopUKM, Kementerian Agama, Kementerian Perdagangan, dan Kadin, untuk pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umroh.
Baca juga: Festival kuliner jadi ajang bangkitkan UMKM
Kemudian yang kelima adalah perluasan pasar melalui platform e-commerce seperti Shopee, Lazada, dan Amazon. Keenam, adanya katalog promosi digital UKM potensial ekspor melalui website https://smesta.kemenkopukm.go.id.
"Mengingat banyaknya jumlah UMKM dan tidak semua UMKM memiliki kapasitas SDM yang memadai untuk mengekspor produk, maka KemenkopUKM menekankan pengembangan agregator. UMKM yang berhasil mengekspor produk didorong untuk menjadi agregator agar membantu UKM lainnya dalam mengekspor barang," ujar Teten.
Baca juga: Lima pelaku usaha terima anugerah UMKM Aceh Berkarya
Teten menambahkan, pemerintah menargetkan kenaikkan kontribusi ekspor UMKM nasional di kisaran 17 persen pada 2024.
Target tersebut, tentu memerlukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti yang saat ini dilakukan BNI Xpora dan Bea Cukai untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM di Indonesia.
"Saya berharap Xpora International Logistic & Trade Expo 2022 dapat menjadi model yang diterapkan di daerah lain dan memacu semangat UMKM untuk melakukan ekspor," tukasnya.