Banda Aceh (ANTARA) - Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Perwakilan Aceh menyatakan bahwa mereka sangat siap jika dilibatkan dalam proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur.
"Kita siap, dan kita berharap bisa bergabung dengan para arsitektur luar untuk membangun IKN kedepannya," kata Ketua IAI Aceh Said Husain, di Banda Aceh, Selasa.
Hal itu disampaikan Said Husain di sela-sela diskusi tokoh arsitektur Aceh pada kegiatan sehari bersama 1.000 arsitektur Aceh, di Museum Aceh, Banda Aceh.
Baca juga: Jokowi tunjukkan lokasi istana kepresidenan di IKN
Jika nantinya dilibatkan, kata Said, IAI akan memanggil 1.000 arsitektur Aceh untuk kemudian dinilai bisa mewakili. Karena pada dasarnya arsitektur dari tanah rencong banyak yang hebat, bahkan mereka telah berkarya di luar daerah hingga luar negeri.
"Kita panggil 1.000 arsitektur. Secara kemampuan arsitektur Aceh sudah mempuni, banyak karya dari anak Aceh ini dimanfaatkan oleh daerah lain," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Said juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan konsolidasi dengan lima kampus di Aceh yakni Universitas Syiah Kuala (USK), Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha), UIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh dan Al-Muslim Bireuen.
"Kita melakukan sosialisasi, semoga nantinya semakin banyak arsitektur berkontribusi dalam kemajuan pembangunan Aceh," katanya.
Baca juga: Indonesia siap bersaing dengan Qatar dalam bidding Olimpiade 2036
Ia menyampaikan, berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, saat ini tidak mudah menjadi seorang arsitektur, karena telah dipersyaratkan harus memiliki Surat Tanda Registrasi Arsitek (STRA). Sehingga yang berhak mendesain adalah mereka yang mendapatkan STRA.
"Itu yang diamanahkan UU kepada IAI sekarang, ini juga sebagai salah satu upaya untuk membantu pembangunan negara lebih maksimal," demikian Said Husain.
Baca juga: Apeksi sebut Wali kota seluruh Indonesia dukung IKN