Meureudu (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, melibatkan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) setempat program pemulihan trauma para korban gempa techtonik 6,5 skala Richter).
"Untuk pemulihan trauma para korban gempa kita sudah melibatkan MPU, dan mereka sudah kita SK-kan," kata Wakil Bupati Pidie Jaya Said Mulyadi ketika dihubungi dari Sabang, Rabu.
Ia mengakui, secara psiskologis para korban gempa masih mengalami trauma dan takut kembali ke rumah, sehingga pihaknya merangkul MPU untuk menyampaikan tausiah keagamaan agar masyarakat tabah menghadapi cobaan ini.
"Kami berharap tausiah keagamaan yang disampaikan MPU nantinya dapat menguatkan rohaniah para korban gempa," ujarnya.
Gempa tektonik 6,5 SR pada Rabu (7/12) pagi pukul 05.03.36 WIB, berpusat di 5.19 lintang utara, 96.36 barat timur, 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya di kedalaman 10 kilometer.
Gempa itu menelan korban jiwa sebanyak 102 orang di antaranya, 96 di Pidie Jaya, 4 orang di Pidie dan 2 orang di Bireuen, sementara korban luka berat dan ringan 857 orang.
Sebelumnya, Wakil Bupati Pidie Jaya juga menyebutkan, dampak dari guncangan gempa pada 7 Desember pagi sebanyak 83.838 korban menempati posko pengungsian yang tersebar di 124 titik.
"Data pengungsi yang terus melonjak. Kami akan mengambil sikap penanganan selanjutnya guna menghindari lonjakan pengungsi," kata Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi yang juga Komandan Satgas Tanggap Darurat di Pidie Jaya.
Para korban tersebut tersebar di delapan kecamatan Kabupaten Pidie Jaya, meliputi, Pante Raja, Bandar Dua, Bandar Baru, Jangka Buya, Tringgadeng, Meureudu, Bandar Baru dan Alee Glee.