Banda Aceh (ANTARA) - Hasrul, salah seorang peternak ayam hias mengaku bisa meraup untung sampai Rp50 juta dalam setahun saat beternak ayam ekor lidi.
"Saya pernah dapat omzet segitu dalam setahun hanya dengan 9 ekor induk ayam hias ekor lidi saja," kata Hasrul yang juga Kabid Ayam Hias Ekor Lidi di Komunitas Pecinta Ayam Hias (Kopiah) Aceh, di Banda Aceh, Minggu.
Hasrul mengatakan, ia memulai bisnis tersebut saat awal pandemi COVID-19. Mulanya, dia membeli sepasang ayam ekor lidi dari Madura dengan harga Rp7 juta. Kini, modal yang dikeluarkan sudah kembali dan meraup untung yang lebih banyak.
Baca juga: Harga telur ayam di Banda Aceh tembus Rp53 ribu per papan
Saat ini, Hasrul hanya bisa mendapatkan omzet sekitar Rp15 juta mulai Januari-Mei 2023 karena materi (induk ayam) dikurangi dan tersisa lima ekor saja dari sebelumnya sepuluh ekor.
"Materi saya kurangi menjadi lima saja karena ada yang saya jual induknya dan juga ada yang mati," ujarnya.
Ia menyebutkan, selama ini kebanyakan berasal dari luar Kota Banda Aceh, yakni Aceh Besar, Aceh Jaya, Bener Meriah, dan Takengon, dan juga kota lainnya seperti Pekanbaru.
Hasrul memaparkan, harga ayam ekor lidi ini bernilai jual tinggi dibandingkan ayam biasa. Lazimnya, harga ayam ekor lidi berumur 10 hari bisa ditaksir mencapai Rp150-Rp200 ribu per ekor, lalu umur 7 bulan ditaksir Rp2 sampai Rp3 juta. Harganya pun bisa lebih mahal lagi tergantung kualitas peranakan.
"Dilihat kondisi ayamnya, harga tidak stabil. Mungkin kalau yang sudah pernah menang kontes bisa jadi puluhan juta. Harga jualnya sangat ditentukan dengan kualitas bukan seberapa banyak anakan yang dimiliki," katanya.
Baca juga: Produksi telur BTNR Blangbintang capai 21 ribuan butir per hari
Biaya perawatan ayam yang kerap dijadikan ayam petarung ini juga terbilang terjangkau hanya memakan biaya kurang lebih Rp100 ribu per bulan. Pakan yang bisa diberikan antara lain telur, jamu, tomat, dan pisang.
Kemudian, proses breeding anakan ayam hias ini juga dapat dibantu dengan teknologi mesin agar hasil dapat terjamin. Dengan mesin, hanya butuh 20 hari telur ayam ini dapat menetas.
"Kalau dia bertelur terus mengeram mungkin lama atau bahkan banyak yang gagal kalau tidak pakai mesin," katanya.
Meskipun keuntungan yang diperoleh besar, butuh modal besar untuk memulai beternak ayam hias ekor lidi. Terlebih lagi, anakannya biasa dibeli dari luar daerah seperti dari Madura dan Pekalongan.
"Tantangan di awal adalah modal yang dikeluarkan bisa sampai jutaan karena anakannya berasal dari luar daerah, belum lagi nanti berisiko mati ketika sampai tempat tujuan," katanya.
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa beternak ayam ekor lidi ini lebih menguntungkan daripada menjadikan ayam tersebut sebagai ayam petarung untuk diadu dalam perjudian.
"Tentu saja, lebih menguntungkan daripada sabung ayam," demikian Hasrul.
Baca juga: Pj Gubernur Aceh bantu kelompok tani ayam petelur di Aceh Selatan