Banda Aceh (ANTARA) - PT Pembangunan Aceh (Pema) meluncurkan program pemasaran digital Rampagoe sebagai upaya peran perusahaan daerah tersebut untuk mengembangkan dan membangkitkan usaha kecil menegah di provinsi setempat.
“Rampagoe ini bertujuan membuka akses pasar seluas-luasnya kepada pelaku UMKM melalui strategi yang tepat pada kegiatan pemasaran (e-commerce) dan bimbingan manajemen sehingga mereka dapat terus maju dan berkembang,” kata Dirut PT PEMA Ali Mulyagusdin di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela peluncuran program Rampagoe yang dilakukan langsung Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki di Anjong Mon Mata, Banda Aceh dan turut dirangkai dengan Seminar UMKM.
Ia menjelaskan Rampagoe tersebut merupakan pasar digital yang diinisiasi PT PEMA untuk para UMKM yang pembelinya adalah para perusahaan-perusahaan baik yang beroperasi di Aceh maupun dari luar.
“Artinya, perusahaan yang membeli produk-produk para pelaku UMKM di Aceh ini dalam jumlah besar, sehingga kita juga memastikan para pelaku usaha mampu memenuhi kebutuhan sesuai permintaan pembeli,” katanya.
Pihaknya juga mendapat amanah dari Pj Gubernur Aceh agar ikut terlibat dalam rantai bisnis UMKM terutama membantu pemasaran dan pembinaan agar mereka mampu memproduksi produknya sesuai dengan permintaan pasar serta tetap menjaga kualitas.
Menurut dia dalam pemasaran dan pengembangan UMKM tersebut ada beberapa hal yang ikut menjadi perhatian dan akan dilakukan pembinaan seperti kepastian dari produksi dan kualitas sehingga para pembeli akan puas terhadap barang yang dipesan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut ia mengatakan ada beberapa produk UMKM yang ikut dibeli oleh beberapa pembeli dan nantinya jumlah pembeli dan produk yang dijual akan semakin meningkat lewat program Rampagoe.
Ia mengatakan kegiatan tersebut ikut bekerja sama dengan Bank Indonesia, Bank Aceh Syariah dan BPRS Mustaqim.
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyampaikan apresiasi terhadap program yang digagas PT PEMA tersebut dalam upaya membangkitkan UMKM di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
“Saya berharap instansi terkait termasuk bank milik daerah untuk bekerja maksimal agar permasalahan pengembangan UMKM di Aceh dapat teratasi dan mereka dapat terus maju dan berkembang dalam berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Ia juga berharap kegiatan yang dilakukan tersebut menjadi sebuah pijakan untuk mendukung pengembangan UMKM di Tanah Rencong dan kalau memang perlu diterbitkan dalam bentuk peraturan gubernur akan ditindaklanjuti.