Lhokseumawe canangkan gerakan ASN tanam cabai, begini tujuannya

Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh mencanangkan gerakan penanaman cabai di setiap rumah para aparatur sipil negara (ASN) di daerah itu, sebagai upaya menekan angka inflasi di kota berjulukan petro dollar itu.

”Setiap ASN diharapkan menanam cabai dalam polybag, minimal lima polybag, dan mengajak tetangga di sekitar untuk ikut menanam cabai,” kata Pj Wali Kota Lhokseumawe A Hanan di Lhokseumawe, Selasa.

Pencanangan gerakan tersebut untuk menyukseskan gerakan tanam cabai sebanyak lima batang di setiap rumah bagi setiap ASN, dalam upaya memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah.

Dalam pencanangan, Hanan sekaligus menyerahkan secara simbolis bibit cabai kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Lhokseumawe.

Hanan mengajak semua pihak untuk memanfaatkan pekarangan yang ada untuk menanam cabai, dengan harapan agar kebutuhan komoditas bahan pokok itu dapat tercukupi, minimal untuk diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

“Kepada ASN dan masyarakat, mari kita optimalkan pemanfaatan lahan pekarangan ataupun lahan tersedia lainnya melalui gerakan penanaman cabai di lingkungannya masing-masing, paling tidak untuk masak sehari-hari tidak perlu lagi membeli,” katanya.

Menurut dia, gerakan tanam cabai tersebut juga dalam rangka mengendalikan inflasi sektor pangan, dan untuk meningkatkan ketersediaan komoditas pangan di tingkat rumah tangga. 

Hanan juga meminta kepada camat, kepala desa untuk bersinergi bersama tokoh masyarakat gampong guna mengajak dan memantau masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan dan kebun melalui gerakan penanaman cabai untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah tangga.

Melalui program ini, Hanan berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan lahan yang ada untuk kegiatan pertanian. 

Penanaman cabai di rumah masing-masing ASN juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, ujarnya.

Baca juga: Kajari: Pengadaan tanah makam Lhokseumawe terindikasi korupsi