Banda Aceh (ANTARA) -
Memasuki bulan Ramadan tradisi meugang di Aceh kembali terasa. Para penjual daging kini dapat dengan mudah ditemui di sekitar kota beberapa hari ini.
Salah satu titik tempat yang menjual daging adalah di Beurawe yang ramai dikunjungi pembeli. Pasar kaget ini buka mulai dari jam 5 subuh hingga 8 malam.
Meugang sendiri identik dengan daging yang akan diolah menjadi berbagai makanan. Bagian daging yang dibeli pun beragam mulai dari bagian tulang, lemak hingga isi dalam seperti paru dan hati sapi.
Meski dinilai mahal namun warga tetap antusias menyambut meugang karena sudah menjadi tradisi masyarakat Aceh dalam menyambut bulan puasa.
“Kalau di Aceh sudah menjadi adat istiadat kita setiap di hari meugang pasti bawa pulang daging ke rumah” ungkap Khalilurahman, salah satu pedagang daging.
Biasanya harga daging sapi berkisar antara 130.00 sampai Rp150.000 namun harga merangkak naik hingga Rp180.000 pada saat meugang. Kenaikan harga dipicu oleh permintaan daging yang lebih tinggi daripada hari-hari biasa.
Selain daging, komoditi bumbu-bumbu halus juga ramai peminat. Karena dinilai lebih ekonomis dan praktis, pembelian bumbu dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembeli.
“Yaaa dari pada mereka giling bahan masakan sendiri kan lebih mahal, kalau ini praktis tinggal di campur dengan olahan daging,” ujar Yuslaidar, yang juga pedagang.
Sebagai penjual bumbu dan ibu rumah tangga, Yuslaidar juga menambahkan harapannya agar harga bahan-bahan pokok menjadi lebih stabil di bulan suci Ramadhan.
Pewarta : Anisha Ulya Z, mahasiswa komunikasi FISIP USK
Baca juga: Delapan Tradisi menyambut Ramadan di beberapa daerah di Indonesia