Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Keindahan dan Kebersihan Kota Banda Aceh menyatakan volume sampah di ibu kota Provinsi Aceh itu meningkat dalam bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi.
"Ada peningkatan volume sampah selama bulan puasa. Rata-rata setiap harinya mencapai 14 ton," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Keindahan dan Kebersihan Kota Banda Aceh Asnawi di Banda Aceh, Kamis.
Asnawi menyebutkan volume sampah dalam bulan puasa ini mencapai 270 ton per hari. Sedangkan di hari biasa bukan dalam bulan suci Ramadhan hanya 256 ton per hari.
Jenis sampah paling dominan selama bulan puasa, kata Asnawi, adalah kulit dan batok kelapa muda serta ampas tebu. Selain itu, juga banyak plastik sisa jualan penganan berbuka puasa, serta sampah organik lainnya seperti sisa makanan berbuka puasa.
"Volume sampah kelapa muda dan ampas tebu ini dominan setiap bulan puasa. Kedua jenis sampah ini umumnya dihasilkan pedagang penjual menu berbuka puasa," ungkap Asmawi.
Untuk penanganan sampah tersebut, Asnawi mengatakan pihaknya mengerahkan 500-an petugas dengan 80 unit armada. Petugas sampah tersebut bekerja dalam beberapa sif dari jam enam pagi hingga malam.
"Sampah tersebut dibawa ke tempat pembuangan sementara di Gampong Jawa. Setelah dipilah, selanjutnya sampah nonorganik dibawa ke tempat pembuangan regional di Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar," katanya.
Asnawi mengajak masyarakat menempatkan sampah di tempat yang telah disediakan, tidak membuang sembarangan. Tujuannya untuk memudahkan petugas kebersihan mengambilnya.
"Selain itu, kami mengimbau masyarakat memilah sampah sebelum membuangnya. Tujuan pemilahan agar sampah organik dan sampah nonorganik tidak bersatu dalam satu wadah, sehingga memudahkan saat proses di tempat pembuangan sementara," kata Asnawi.
Baca juga: Volume sampah di Aceh Selatan meningkat pada Ramadhan