Langsa (ANTARA Aceh) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Langsa menggelar pertemuan penyelesaian konflik bernuansa SARA yang dilakukan Erick Reynaldi (18) terhadap anggota Front Pembela Islam (FPI) dan umat Islam.
Kepala Kesbangpol Kota Langsa, Agussalim di Langsa, Senin mengatakan pihaknya telah menggelar pertemuan pertama pada Jumat lalu menyelesaikan permasalahan penghinaan terhadap anggota FPI dan umat Islam yang dilontarkan Erick melalui jejaring sosial beberapa waktu lalu.
Pada pertemuan itu dihadiri pimpinan FPI, Ormas Islam, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Perkumpulan Marga Tionghoa Indonesia (PMTI) dan tokoh masyarakat.
"Sebelumnya sudah kita gelar pertemuan di Kantor Kesbangpol. Hasilnya disepakati sejumlah poin diantaranya permohonan maaf pelaku terhadap FPI, Ormas Islam dan umat Islam di kota ini," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, lanjut Agussalim, disepakati akan dilakukan pertemuan kedua guna menyampaikan pernyataan permintaan secara resmi dihadapan publik.
Pada kesempatan itu, pelaku penghinaan terhadap anggota FPI dan umat Islam, Erick Reynaldi membacakan pernyataan permintaan maaf yang ditandatangani di atas kertas bermaterai disaksikan unsur Forkompimda Kota Langsa dan sejumlah perwakilan Ormas dan OKP.
Erick berjanji meminta maaf atas perkataannya di media sosial yang telah melukai hati anggota FPI, Ormas Islam dan umat Islam di Kota Langsa.
Dia berjanji menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulangi lagi. "Saya berjanji tidak akan mengulanginya dan bila terjadi lagi maka akan menerima segala konsekwensinya," sebut Erick ketika membacakan pernyataan.
Selain itu, Erick Reynaldi akan menyampaikan permintaan maaf pada media cetak dan memasang spanduk selama tujuh hari di depan Rumah Toko (Ruko) milik orangtuanya di kawasan pertokoan Jl. Iskandar Muda Kota Langsa.
Sebelumnya, Eric Reynaldi melukai hati FPI melalui media sosial facebook saat melakukan perbincangan dengan salah seorang temannya yang merupakan umat Islam.
Wakil Walikota Langsa, Marzuki Hamid disela-sela pertemuan tersebut, meminta semua pihak menerima permintaan maaf yang disampaikan Erick.
Karena kata dia, warga Kota Langsa adalah masyarakat toleran yang hidup berdampingan meski terdapat perbedaan keyakinan (Agama).
"Sejak dahulu kota ini sungguh damai. Kejadian penghinaan yang dilakukan pelaku adalah kali pertama terjadi. Kita bertindak cepat agar konflik SARA ini tidak meluas," katanya.