Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Universitas Serambi Mekah, Banda Aceh, TM Zulfikar menyatakan pencegahan banjir di Provinsi Aceh bisa dilakukan dengan menjaga kualitas kawasan hutan.
"Hutan yang terjaga mampu menyerap air tanah. Akar pohon di hutan mampu menyerap air dan menyimpan air hujan, sehingga mengurangi aliran ke permukaan yang berpotensi menyebabkan banjir," kata TM Zulfikar di Banda Aceh, Senin.
Mantan Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh tersebut menyebutkan Aceh diprediksi terjadi hujan dengan berbagai intensitas dalam beberapa waktu ke depan.
Menurut dia, semua wajib siaga agar bencana banjir bisa diminimalkan di masa musim penghujan seperti saat ini. Terutama bagi warga yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai.
Baca juga: Sebanyak 9.482 warga Pidie Jaya terdampak banjir
Apalagi sekarang ini di beberapa wilayah di provinsi ujung barat Indonesia tersebut menjadi langganan banjir karena kualitas kawasan hutannya semakin berkurang.
"Hutan yang berkualitas berfungsi sebagai penyaring alami, memperlambat aliran air hujan menuju sungai. Dan ini mengurangi debit air sungai meluap yang dapat mencegah banjir luapan," katanya.
Selain itu, kata pemerhati lingkungan hidup tersebut, hutan yang sehat dan berkualitas juga menjadi penjaga ekosistem, sehingga menjadi fungsi alamiah dalam pengaturan siklus hidrologi.
TM Zulfikar mengatakan rehabilitasi atau reforestasi kawasan hutan yang rusak menjadi solusi untuk jangka panjang mengantisipasi bencana banjir. Sedangkan jangka pendeknya, menghentikan perambahan hutan secara masif.
"Dan yang terpenting sekarang ini adalah memastikan tidak ada praktik penambangan dan alih fungsi lahan di kawasan lindung. Hal ini untuk memastikan kualitas hutan yang tersisa. Jika tidak, bencana banjir akibat hujan tidak bisa dicegah," kata TM Zulfikar.
Baca juga: Banjir landa Lapas Perempuan Sigli, Kakanwil Kemenkumham Aceh turun langsung