Banda Aceh (ANTARA) - Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Banda Aceh mengedukasi sebanyak 17.748 warga di ibu kota Provinsi Aceh itu terkait bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba sepanjang Januari hingga Desember 2025.
Kepala BNNK Banda Aceh Zahrul Bawadi di Banda Aceh, Rabu, mengatakan edukasi tersebut penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap narkoba serta ikut berperang dalam pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
"Ada sebanyak 17.748 warga di Kota Banda Aceh mendapatkan edukasi terkait bahaya peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Edukasi ini bagian dari upaya bersama dalam memerangi narkoba," katanya.
Menurut Zahrul Bawadi, jumlah warga yang mendapatkan edukasi tersebut meningkat dibandingkan pada 2024 yang hanya sebanyak 13.500 orang atau naik sebesar 30 persen.
Edukasi, kata dia, dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya melalui desiminasi informasi pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN), sosialisasi bahaya narkotika, dan lainnya.
"Belasan ribu warga yang menerima edukasi tersebut sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa. Edukasi kepada pelajar dan mahasiswa ini penting karena mereka generasi penerus bangsa," katanya.
Selain edukasi, BNNK Banda Aceh juga membentuk desa atau gampong bersih narkoba. Tujuannya untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dalam mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan desa.
"Sepanjang 2025 ini, ada sebanyak tiga desa bersih narkoba atau bersinar yang dibentuk. Dengan terbentuknya tiga desa bersinar tersebut, maka ada sebanyak 22 desa bersih narkoba yang sudah dibentuk di Kota Banda Aceh," katanya.
Zahrul Bawadi mengatakan pihaknya juga mengingatkan intervensi ketahanan keluarga antinarkotika. Serta merekrut relawan antinarkotika dari kalangan remaja.
"Keluarga dan relawan antinarkotika ini nantinya terlibat aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Sebab, perang melawan narkoba tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga butuh peran serta masyarakat," kata Zahrul Bawadi.
