Lhokseumawe (Antaranews Aceh) - Kebutuhan cabai kering impor tinggi di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, yang digunakan untuk berbagai bahan baku usaha kuliner.
Permintaan cabai kering tetap tinggi dan stabil. hal itu karena cabai kering memiliki pembeli khusus terutama pedagang bumbu dapur olahan, penjual makan seperti mie goreng Aceh dan nasi goreng serta masakan lain sebagainya, kata Furqan, salah seorang pedagang rempah-rempah dan bumbu dapur di Pasar Inpres Lhokseumawe, Sabtu.
Setiap hari di lokasinya berjualan, setiap harinya mampu menghabiskan cabai kering sampai dengan satu karung lebih. Cabai kering tersebut lebih diminati oleh pedagang bumbu dapur olahan dan juga pedagan makanan, karena selain harganya cenderung stabil juga memiliki citarasa berbeda untuk masakan Aceh.
Untuk saat ini harga cabai kering kami jual Rp38 ribu per Kg. Harga cabai kering selalu stabil dan jarang terjadi lonjakan seperti jenis cabai merah lainnya. Sehingga para penjual bumbu dapur giling dan penjual makanan tradisional Aceh lainnya, lebih memilih jenis cabe ini bila dibandingkan dengan jenis cabai merah segar, jelas Furqan.
Seperti dikatakan oleh pedagang itu, cabai kering yang dijual disejumlah pasar tradisional di Kota Lhokseumawe dan sekitarnya, merupakan jenis cabe kering impor yang didatangkan dari India dengan ciri-ciri bentuk cabe yang sangat khas, yaitu panjang dan besar.
Cabe impor tersebut didatangkan dari Pelabuhan Belawan Sumatera Utara dan dipasok ke sejumlah daerah ke Aceh oleh pedagang penyalur, jelas pedagang.
Kebutuhan cabai kering impor di Lhokseumawe tinggi
Minggu, 9 Desember 2018 10:05 WIB
![Kebutuhan cabai kering impor di Lhokseumawe tinggi](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2017/03/2017030120170223Cabai-Kering-Import-Kuasai-Pasar-230217-IA-4.jpg)
Dokumentasi: :Pembeli memilah cabai kering import di salah satu pasar tradisional di Blitar, Jawa Timur, Kamis (23/2). Sejumlah pedagang menyatakan jika tingginya harga cabai lokal dan semakin meningkatnya permintaan cabai dipasaran, membuat penjualan cabai kering Import asal Tiongkok makin tinggi, yakni mencapai tiga kuintal per harinya, dengan harga jual rata-rata antara Rp.45 ribu hingga Rp.65 ribu per kilogram. (ANTARA Jatim/Irfan Anshori)