Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore menguat seiring meningkatnya ekspektasi pasar terjadinya atas perdamaian perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China
Rupiah menguat 14 poin menjadi Rp14.229 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.
"Hawa damai dagang memang begitu terasa sampai-sampai mengundang komentar dari Presiden AS Donald Trump," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin.
Trump mengatakan pembicaraan dagang berlangsung dengan sangat baik, komprehensif, dan detil dalam merumuskan seluruh masalah AS dengan China dalam beberapa tahun ini. Menurut Trump, kesepakatan dagang dengan China akan menjadi kesepakatan yang bagus.
Sentimen eksternal lainnya yaitu inversi imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang sudah tidak terjadi lagi. Pada akhir pekan lalu yield obligasi pemerintah AS tenor tiga bulan berada di 2,396 persen, sementara untuk 10 tahun sebesar 2,407 persen.
"Sudah normal, yield tenor panjang lebih tinggi daripada tenor pendek. Artinya, kegelisahan mengenai ancaman resesi untuk sementara sudah mereda. Bukan berarti tidak akan terjadi kembali, tetapi untuk saat ini biarkan investor menikmati ketenangan barang sejenak," ujar Ibrahim.
Dari domestik, lanjut Ibrahim, laju inflasi Maret 2019 sebesar 0,11 persen turut membantu rupiah bergerak positif hari ini.
Nilai tukar (kurs) rupiah pada pagi dibuka menguat Rp14.225 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.224 per dolar AS hingga Rp14.244 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.244 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.244 per dolar AS.
Rupiah menguat seiring ekspektasi perdamaian perang dagang AS dan China
Senin, 1 April 2019 18:25 WIB