Meulaboh (ANTARA) - Sebanyak 42 warga yang tersebar di dua kecamatan di Kabupaten Aceh Barat hingga bulan Juni 2019 terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk jenis Aedes Aigypti dan sebagian besar anak-anak.
Sebaran penyakit berbahaya tersebut masing-masing di Kecamatan Johan Pahlawan sebanyak 36 kasus dan Kecamatan Meureubo ada enam kasus.
"Rata-rata korban serangan nyamuk demam berdarah ini sebagian besar merupakan kalangan anak-anak usia sekolah dasar," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Syarifah Junaidah di Meulaboh, Rabu.
Meski banyak korban di antara anak-anak dan sebagian menyerang orang dewasa, semua warga yang terjangkit penyakit berbahaya tersebut dapat ditanggulangi dan belum ada korban jiwa di masyarakat.
Penyebab terjangkitnya penyakit tersebut, kata dia, disebabkan gigitan nyamuk jenis Aedes Aigypti yang hidup di dalam genangan air di pekarangan rumah warga atau di dalam kamar mandi, sehingga sebarannya sangat mudah dan bisa menyerang siapa saja.
Agar sebaran penyakit tersebut tidak meluas, Dinas Kesehatan Aceh Barat juga sudah mulai melakukan penyemprotan (fogging) di lingkungan warga yang selama ini terjangkit serangan demam berdarah, dengan harapan jentik dan sebaran nyamuk tersebut dapat segera dihentikan.
"Kami mengimbau masyarakat Aceh Barat agar lebih sering membersihkan tempat penampungan air dan genangan air, karena nyamuk ini hidup dan berkembangbiak di saluran air yang bersih," tegasnya.
Menurut Syarifah Junaidah, jumlah serangan penyakit demam berdarah di Kabupaten Aceh Barat hingga tahun 2019 ini mengalami penurunan jika dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Pada tahun 2017 lalu, jumlah serangan penyakit tersebut di Aceh Barat mencapai 133 kasus dan pada tahun 2018 lalu jumlahnya mengalami penurunan sebanyak 100 kasus.