Meulaboh (ANTARA) - Sejumlah petani yang menggeluti budidaya jamur tiram di Kota Meulaboh, Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat menyiasati penjualan hasil panen melalui media sosial agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.
“Kami terpaksa menyiasati penjualan jamur tiram melalui media sosial atau secara daring, sehingga hasil panen jamur dapat lebih mudah untuk dipasarkan,” kata Syahril seorang pelaku usaha budidaya jamur tiram di Meulaboh, Ahad malam.
Menurutnya, dengan mengubah pola penjualan secara daring, ia mengaku dapat meningkatkan omset penjualan jamur paling sedikit mencapai sepuluh kilogram jamur tiram setiap harinya.
Padahal sebelumnya, ia hanya mampu memasarkan hasil panen jamur tiram paling banyak sebanyak lima kilogram setiap harinya.
Sedangkan untuk harga jual jamur, kata Syahril, saat ini masih bertahan di angka Rp35 ribu per kilogram.
“Kami harus mampu mengubah pola penjualan jamur tiram di tengah pandemi seperti ini, agar kami dapat bertahan dengan situasi sulit saat sekarang ini,” kata Syahril menambahkan.
Pihaknya mengakui dengan memanfaatkan layanan media sosial sebagai sarana berwirausaha, telah mampu meningkatkan pendapatan sehari-hari, sekaligus menambah pendapatan untuk kebutuhan keluarga dan bertahan di tengah pandemi COVID-19, katanya menegaskan.
Petani siasati pemasaran jamur tiram di Aceh Barat melalui medsos
Senin, 16 November 2020 9:00 WIB