Aceh Tamiang (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Tamiang meminta pemerintah daerah memperhatikan nasib guru honorer dan tenaga kontrak yang belum sejahtera.
"Guru honorer dan guru bakti belum sejahtera. Karena itu, kami meminta Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang memperhatikan nasib mereka," kata Ketua PGRI Kabupaten Aceh Tamiang Nurdin di Aceh Tamiang, Kamis.
Nurdin menyayangkan pada Hari Guru Nasional ke-76 tahun ini nasib banyak guru honorer dan guru tenaga kontrak yang belum sejahtera. Padahal, tugas mereka sangat mulia, mencerdaskan anak bangsa.
Selain itu, PGRI Kabupaten Aceh Tamiang juga berharap kepada pemerintah kabupaten setempat tidak memotong honorarium, baik guru honorer maupun guru kontrak.
Menurut Nurdin, pemotongan tersebut akan memperburuk kesejahteraan mereka. Padahal, tugas mereka emban begitu luar biasa untuk memajukan pendidikan daerah.
"Kami berharap khusus untuk guru, tolong diprioritaskan kalau ada tunjangan maupun honorarium janganlah dipotong. Hargai jerih payah mereka dalam mencerdaskan anak bangsa," kata Nurdin.
Ketua PGRI Kabupaten Aceh Tamiang itu mengapresiasi para guru honorer maupun guru kontrak yang telah mendedikasikan diri memajukan pendidikan, kendati mereka menerima upah yang minim.
Nurdin juga menyampaikan terima kasih kepada para guru honorer dan kontrak, terutama yang mengajar di pedalaman Kabupaten Aceh Tamiang yang setiap hari menempuh perjalanan sulit demi mendidik anak-anak agar mereka tidak kalah dengan yang di perkotaan.
“Tanpa mereka, sekolah pedalaman kewalahan mengajar peserta didik mereka. Apalagi banyak guru di sekolah pendalaman pensiun, sementara penggantinya belum ada,” kata Nurdin.
PGRI minta pemerintah daerah perhatikan nasib guru honorer
Kamis, 25 November 2021 18:49 WIB