Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berharap Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2022 lebih fokus terhadap penanggulangan angka kemiskinan sekaligus pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
“Pekerjaan rumah kita bersama hari ini bagaimana APBA 2022 nanti fokus pada persoalan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi pasca COVID-19 ini,” kata Wakil Ketua DPR Aceh Safaruddin di Banda Aceh, Kamis.
Saat ini pihak legislatif dan eksekutif sedang membahas Rancangan-APBA 2022, yang ditargetkan dapat disahkan pada akhir Desember 2021.
Pihaknya masih menemukan program-program yang diajukan oleh eksekutif belum menjadi prioritas, sehingga pihaknya sedang mengarahkan program tersebut sesuai dengan RPJM, terutama persoalan kemiskinan serta pertumbuhan ekonomi pasca COVID-19.
Perkembangan pembahasan Rancangan-APBA masih dinamis. Ada beberapa poin dalam program yang dikritik karena tidak sesuai dengan peruntukkan, termasuk soal mengarahkan ke program rumah dhuafa.
“Ada beberapa catatan dan poin dari DPRA untuk mengkritik beberapa program, mungkin ada yang dirasionalkan dan itu kita peruntukkan untuk rumah dhuafa,” katanya.
Kemudian, lanjut Safaruddin, ada juga pembangunan rumah sakit regional. Dari lima rumah sakit yang diusulakan, tiga diantaranya hampir rampung sehingga legislatif mendorong agar di 2022 mendatang bisa segera berfungsi.
Politikus Partai Gerindra itu berharap politik anggaran yang disepakati nanti bisa menjawab kebutuhan masyarakat dalam pemulihan ekonomi. Sehingga DPRA harus teliti untuk membedah secara detail program-program yang diajukan eksekutif.
“Harapan kita bahwa APBA 2022 bisa memperbaiki atau bisa jadi yang terbaik dari APBA yang sebelumnya. Makanya kami harus sangat hati-hati dan teliti,” katanya.
APBA 2022 diharapkan fokus pulihkan ekonomi dan angka kemiskinan
Kamis, 25 November 2021 19:59 WIB