Aceh Timur (ANTARA) - Tim dokter hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengungkap penyebab kematian tiga ekor harimau sumatra di Kabupaten Aceh Timur diduga akibat terganggu pernapasan dan peredaran darah serta kehabisan oksigen.
“Kematian harimau ini juga karena penekanan di saluran napas setelah bagian leher harimau terjerat jerat kawat,” kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto usai nekropsi dipimpin drh Rossa di Aceh Timur, Selasa.
Ia mengatakan ada beberapa bagian yang diambil sebagai sampel saat nekropsi bangkai harimau, diantaranya isi lambung, usus, hati, jantung dan kotoran.
“Sampel ini untuk melakukan uji laboratorium, sehingga nantinya bisa diketahui apakah sebelum terjerat ketiga harimau ini sempat menelan racun atau tidak,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Timur AKP Miftahuda Dizha Fezuono mengatakan sejak ditemukan bangkai harimau sumatra itu pihaknya langsung mengamankan dan mengawal nekropsi.
"Nekropsi ini dilakukan untuk mencari penyebab pasti kematian satwa dilindungi itu. Berdasarkan hasil olah TKP, ketiga bangkai harimau sumatra itu ditemukan mati secara terpisah di dua lokasi dengan jarak 500 meter,” kata AKP Miftahuda Dizha Fezuono.
Lokasi pertama, terdapat dua ekor bangkai harimau dengan jenis kelamin jantan dalam keadaan leher yang terjerat tali aring. Umurnya kedua harimau itu antara dua hingga 2,5 tahun. Matinya diperkirakan tiga atau empat hari lalu.
"Lokasi keduanya, ditemukan satu bangkai harimau kelamin betina dalam keadaan leher terjerat tali aring. Diperkirakan umur antara 5,5 hingga enam tahun. Kematiannya diperkirakan lima hari lalu," kata AKP Miftahuda Dizha Fezuono.
BKSDA nekropsi bangkai harimau. Ini penyebab kematiannya
Selasa, 26 April 2022 16:51 WIB