"Warga sudah memburu kolang kaling setiap hari sebelum pukul 16.00 WIB. Karena stok terbatas membuat kolang kaling laris manis selama Ramadhan," kata Putra, pedagang kolang kaling di Kota Idi, Aceh Timur, Rabu.
Terbatasnya stok kolang kaling karena mulai langka di pantai timur Provinsi Aceh, bahkan beberapa daerah lain juga sama.
"Kolang kaling di Aceh sudah mulai langka, sehingga kamu terpaksa memesan dari berbagai distributor di dalam dan luar daerah Aceh Timur," katanya.
Pedagang musiman di Aceh, kali ini terpaksa mendatangkan kolang kaling dari Provinsi Sumatera. Rata-rata, kolang kaling yang dipasarkan di Aceh, termasuk Aceh Timur bukan asli daerah berjuluk Serambi Mekah tersebut.
Kendati demikian, kolang kaling tetap menjadi pilihan masyarakat untuk membuat aneka menu hidangan berbuka, seperti kolak dan sop buah.
Untuk harga kolang kaling saat ini juga meningkat tajam dari tahun lalu dari Rp10 ribu per kilogram menjadi Rp17 ribu per kilogram. Bahkan sebagian dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram.
"Modal kami dari distributor sekarang lebih dari Rp10 ribu per kilogram. Namun terkadang mencapai Rp20 ribu per kilogram. Jadi harga jual sudah pasti di atas modal," kata dia.