Ambon (ANTARA) - Jika pada umumnya orang membangunkan sahur dengan cara keliling kampung dengan membawa alat musik dan menyanyikan lagu-lagu religi serta dendang sahur, di Negeri Hila sendiri menggunakan cara yang berbeda saat bulan Ramadhan.
Warga Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) melakukan tradisi unik, yakni membangunkan sahur dengan keliling kampung seperti pawai yang berisi puluhan bahkan sampai ratusan orang.
Cara yang sudah menjadi tradisi dalam membangunkan sahur di desa wisata itu diberi nama hadrah. Puluhan hingga ratusan orang berjalan sambil menggemakan zikir dan puji-pujian kepada Allah SWT diiringi dengan tabuhan rentak rebana.
Pegiat hadrat Negeri (Desa) Hila, Djamaludin Bugis mengatakan, hadrah bukan saja dilakukan di negeri Hila, tapi di sejumlah negeri Islam di Maluku.
"Bedanya kalau hadrah di daerah lain dilakukan untuk menyambut hari besar atau pada acara nikahan, di sini kita buat untuk bangunkan sahur. Kita menyemarakkan bulan yang mulia ini dengan puji-pujian kepada sang Ilahi," kata Djamaludin, Ambon, Jumat (7/4).
Baca juga: Nuzulul Quran dan pesan literasi
“Hadrah ini biasanya dimulai pada pukul 01.00 WIT dan akan berakhir pada pukul 03.30 WIT,” katanya.
Tradisi ini tak mengenal umur, ada kelompok usia 9-10 tahun hingga para orang tua di atas 40 tahun.