Menurutnya, busana penari hadrah pun tidak menentu, ada pakaian gamis, sarung dan yang seragam meski pada umumnya yang berwarna putih.
Hadrah di malam Ramadan sudah menjadi tradisi warga Negeri Hila. Selain hadrah, sejumlah pemuda juga kerap mempertontonkan tarian dana-dana atau tarian tradisional.
"Misalnya setelah kita hadrah, kita isi juga dengan tarian dana-dana para pemuda," katanya.
Selain itu, salah satu tokoh adat negeri Hila, Zulkarnain Ely mengungkapkan, membangunkan warga sahur dengan hadrah merupakan salah satu bentuk untuk tetap merawat tradisi yang ada di Hila.
"Andaikan ini tidak lagi kita lakukan, maka hilang sudah tradisi ini. Perkembangan zaman kadang membuat kita lupa dengan jati diri kita," ucapnya.
Ia menambahkan, hadrah sendiri memang tidak dilakukan setiap malam. Dalam sebulan puasa, terhitung hanya empat sampai lima kali hadrah digelar.
Baca juga: Ramadhan momentum tingkatkan kualitas iman dan toleransi