Pantau ANTARA di lokasi Rumoh Geudong, semua bangunan sisa peninggalan masa konflik telah diratakan hanya tersisa pondasi tangga semen sebanyak lima anak tangga serta batu besar di sampingnya.
Lalu sisa bekas kamar mandi yakni sumur cincin dan WC yang telah ditutupi dengan batu-batu. Semua bangunan serta pohon besar di dalam pekarangan Rumoh Geudong telah diratakan.
Wahyudi mengatakan, agenda Presiden Jokowi ke Rumoh Geudong bukan untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid, melainkan penarikan selubung putih tangga Rumoh Geudong.
“Ditarik untuk dihancurkan, jadi itu dilupakan semuanya, karena merupakan kenangan buruk yang tidak boleh diingat,” ujarnya.
Baca juga: Jokowi puji Timnas Indonesia bisa imbangi Argentina meski kebobolan dua gol
Wahyudi berharap, generasi baru di Pidie atau Aceh secara umumnya harus terus bangkit, dan tidak boleh meninggalkan dendam terhadap luka lama tersebut.
Ia juga menegaskan, bahwa di lokasi tempat penyiksaan serta pembantaian masa lalu tersebut nantinya tidak akan dibangun monumen, melainkan tempat ibadah.
“Kita menolak bangunan monumen, tetapi akan membangun masjid besar agar masyarakat disekitar lebih merasakan manfaat yang lebih besar,” demikian Wahyudi Adisiswanto.
Baca juga: Presiden Jokowi akan umumkan penyelesaian pelanggaran HAM berat di Aceh