Lhokseumawe (ANTARA) - Pendapatan dagangan pakaian di Sarasehan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ajang Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Lhokseumawe berkurang, karena masyarakat lebih dominan belanja di online shop.
Salah seorang penjual, Nurmala, mengatakan maraknya online shop menjadi perubahan terkait pendapatan dari per hari Rp2 juta menurun hingga Rp1 juta. Sebelum adanya online shop mereka bisa menghasilkan Rp10 juta dalam sebulan dibandingkan setelah adanya online shop hanya Rp5 juta.
"Padahal online shop barangnya tidak sesuai seperti apa yang kita pesan berbeda dengan di thrife maupun di toko-toko yang bisa kita liat langsung. Harganya juga tidak jauh beda dengan harga di online shop," ucapnya Selasa (22/11).
Baca juga: Digitalisasi jadi kebutuhan UMKM untuk naik kelas
Menyambut hari Lebaran, pendapatan mereka naik drastis dalam sebulan bisa mencapai Rp30 juta dibandingkan hari biasa hanya Rp10 juta, Ia sudah berjualan selama lima tahun dan sering mengeluarkan pakaian wanita berjenis tunik dan dress.
Nurmala menjual pakaian dengan harga paling murah kisaran Rp100.000 sampai Rp200.000 dan paling mahal Rp400.000 sampai Rp500.000. Ia menjelaskan terkait harga minyak untuk mobil sekitar Rp250.000, tergantung jarak yang dituju.
"Sekarang emang banyak yang membeli di online shop, karena mereka ingin yang lebih praktis tanpa harus ke toko dan adanya gratis ongkir," lanjutnya.
Salah seorang pembeli, Ristia, mengatakan masih sering membeli di offline store, walaupun sekarang masyarakat lebih dominan pada online shop.
"Saya jarang pesan melalui online shop, karena lebih enak datang ke toko langsung untuk bisa melihat bahannya," ujarnya.
Penulis: Kamal, mahasiswa Malikussaleh
Keluhan pedagang Lhokseumawe, Konsumen menurun karena pengaruhnya online shop
Rabu, 22 November 2023 20:53 WIB