Lhokseumawe (ANTARA) - Kalangan pedagang musiman bendera merah putih menjelang HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Lhokseumawe mengeluhkan sepinya pembeli.
Supenam, pedagang bendera musiman di Lhokseumawe, Senin, mengatakan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, dirinya mampu meraup keuntungan puluhan juta rupiah dari hasil penjualan bendera merah putih selama sebulan.
"Tahun-tahun sebelumnya, sehari minimal dapat Rp500 ribu. Tapi, tahun ini paling banyak Rp150 ribu. Kalau dihitung, omzet turun hingga 70 persen" kata Supenam.
Supeman dan pedagang bendera musiman lainnya memanfaatkan trotoar jalan protokol menjajakan barang dagangannya.
Pria asal Garut Jawa Barat ini telah lama merantau ke Lhokseumawe. Ia mengaku berjualan bendera dan umbul-umbul sejak sebelas tahun lalu.
"Penjualan tahun lalu juga menurun, tapi sepertinya tahun ini lebih parah. Mudah ada banyak pembeli dalam waktu beberapa hari lagi menjelang 17 Agustus," sebutnya.
Supenam menyebutkan harga bendera dan umbul-umbul yang dijualnya bervariasi mulai dari Rp25 ribu hingga Rp300 ribu per lembarnya.
Senada juga diungkapkan Riki, pedagang bendera lainnya. Ia mengatakan tahun-tahun sebelumnya bisa menjual bendera dengan keuntungan bersih mencapai Rp12 juta.
"Kalau tahun ini saya belum tahu bagaimana. Tapi, hingga H-7 hari kemerdekaan omzet penjualan belum mencapai lima juta. Yang namanya usaha, tidak boleh menyerah. Mudah-mudahan pandemi segera berakhir," sebut Riki.
Pedagang bendera musiman keluhkan sepi pembeli
Senin, 9 Agustus 2021 23:13 WIB