Ada beberapa daerah aliran sungai di kabupaten itu yang berpotensi menyebabkan banjir luapan ke pemukiman penduduk saat hujan intensitas tinggi seperti sungai Batee Iliek, sungai Pandrah, sungai Jeunieb, sungai Krueng Peusangan, dan sungai Krueng Leubu.
Namun, lanjut dia, wilayah Bireuen ini diuntungkan dengan topografi, dan umumnya daerah pemukiman berada di daerah pesisir, sehingga ketika terjadi banjir luapan sungai, maka debit air cepat surut.
“Bisa jadi pagi banjir dengan ketinggian air sekitar 80 centimeter hingga 1 meter, mungkin siangnya sudah tidak ada lagi, cepat surut. Jadi memang disini tidak ada jangka waktu banjir sampai dua hari atau lebih, itu jarang sekali,” ujarnya.
Baca: Pemprov Aceh salurkan bantuan masa panik bagi korban banjir Pidie
BPBD Bireuen mengimbau masyarakat daerah itu untuk selalu mewaspadai potensi bencana banjir yang dipicu hujan tinggi.
Apalagi Aceh sudah memasuki musim peralihan musim, dan BMKG juga memprediksikan wilayah Tanah Rencong itu masih diguyur hujan beberapa hari ke depan, di tengah musim peralihan.
Sebelumnya diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan banjir yang dipicu curah hujan tinggi merendam pemukiman warga tersebar 52 desa di Kabupaten Bireuen, sehingga menyebabkan 1.199 jiwa warga mengungsi.
Baca: BMKG perkirakan Aceh masih diguyur hujan, imbau warga waspada banjir
BPBD: Banjir luapan di Bireuen sudah surut, aktivitas kembali normal
Senin, 29 Januari 2024 15:38 WIB