Banda Aceh (ANTARA) -
Di era modern ini, fashion skena muncul sebagai salah satu fenomena yang mencolok di kalangan Gen Z. Istilah "fashion skena" merujuk pada komunitas atau subkultur dengan gaya berpakaian dan cara berpikir yang unik.
Kata "skena" sendiri merupakan akronim dari "sua," "cengkrama," dan "kelana," yang menggambarkan aktivitas berkumpul, bersenang-senang, dan menjelajahi tanpa tujuan tertentu. Fashion skena bukan sekadar tren mode; ia adalah pergerakan yang mengekspresikan identitas dan pandangan hidup individu.
Fashion skena muncul dari berbagai budaya dan latar belakang sosial. Dari punk di tahun 1970-an hingga grunge di tahun 1990-an, setiap subkultur menciptakan pengaruh signifikan dalam dunia mode. Masing-masing membawa estetika, nilai, dan simbolisme tersendiri yang mencerminkan pengalaman kolektif anggotanya.
Baca juga: Tas cepat rusak? Begini Cara tepat merawat tas berdasarkan bahannya
Saat ini, fashion skena meliputi berbagai jenis gaya yang populer di kalangan Gen Z, antara lain:
1. Skena Punk
Ciri khas yang terinspirasi oleh budaya punk yang muncul pada tahun 1970-an dan 1980-an. Elemen utama yang digunakan adalah jaket kulit dengan banyak nailhead atau studded (paku dekoratif). T-shirt dengan grafis atau logo band punk. Celana ripped atau robek, sering kali dipadukan dengan stoking jaring atau boot hitam. Boots atau sepatu bergaya combat. Aksesori seperti pita kepala, chains, dan piercing untuk menambah kesan rebel.
2. Streetwear
Untuk streerwear sendiri merupakan fashion skena yang banyak digunakan oleh kalangan gen Z di Indonesia Ciri Khasnya Gaya ini dipengaruhi oleh budaya urban dan skateboarding, yang sering terlihat di jalanan kota besar dan menjadi simbol dari kehidupan sehari-hari. Elemen Utama yang ditampilkan adalah hoodie dan sweatshirt oversized (kebesaran) dengan logo atau desain grafis besar.
Sneakers (sepatu sport) yang menjadi elemen utama, sering kali dari brand ternama.
Jogger pants atau celana cargo dengan potongan longgar. T-shirt dengan desain bold dan grafis. Aksesori seperti topi snapback, tas punggung, dan jam tangan besar.
3. Bohemian (Boho)
Ciri Khas dari Gaya bohemian sendiri terinspirasi oleh budaya hippie dan kebebasan ekspresi. Estetikanya lebih natural, bebas, dan penuh warna. Elemen Utama yang ditonjolkan dari fashiom ini adalah gaun flowy atau rok panjang dengan motif bunga atau etnik.
Topi lebar atau topi fedora untuk menambah kesan santai. Fringe,kulit,dan aksesoris etnik seperti kalung besar, gelang, dan anting panjang. Sepatu sandal atau boot kulit yang kasual dan nyaman. Layering atau memadukan beberapa pakaian, seperti kimono, cardigans, atau rompi.
4. Vintage
Untuk vintage sendiri memiliki Ciri Khas Gaya yang mengacu pada pakaian dari era sebelumnya (seperti 1950-an, 1960-an, atau 1990-an) yang memberikan nuansa nostalgia. Elemen Utama dari fashion vintage ini adalah dress dengan potongan A-line atau fit and flare dari era 50-an atau 60-an. Jaket denim atau kardigan rajut untuk kesan retro.
Celana high waisted atau rok midi yang membawa nuansa klasik. Pakaian berbahan denim, corduroy, atau flanel. Sepatu mary jane, loafer, atau sneakers retro.
5. Chic
Ciri Khas Gaya chic berfokus pada kesan elegan dan sofistikasi, tetapi tetap santai dan modern. Elemen utama yng ditampilkan adalah dress midi atau maxi dress dengan potongan simpel namun elegan. Blazer fitted atau jaket struktural untuk tampilan yang lebih polished. Celana panjang dengan potongan ramping, sering dipasangkan dengan pumps atau boots berhak. Warna netral seperti hitam, putih, abu-abu, dan beige, dipadukan dengan aksesori minimalis seperti tas tangan, kalung kecil, atau anting kecil. Sepatu stiletto atau flat shoes yang stylish namun tetap nyaman.
Setiap gaya ini tidak hanya menonjolkan estetika visual, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, identitas, dan kebebasan berekspresi dari individu yang mengenakannya. Gaya-gaya ini terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan sering kali saling berbaur satu sama lain dalam dunia fashion kontemporer.
Dika sebagai salah satu penggemar fashion skena mengatakan "Perkembangan outfit skena di Indonesia sangat pesat, dengan banyak artis yang menjadikan outfit ini kiblat bagi anak muda sekarang."
Hakim, yang juga penggemar fashion skena, mengatakan gemar dengan fashion skena karena kenyamanan dan kebebasan berekspresi.
"Saya suka fashion skena karena cukup nyaman dipakai di berbagai kondisi dan memberikan kebebasan berekspresi. Saya lebih suka streetwear dan vintage. Pandangan saya tentang skena di Indonesia semakin keren dan bervariatif,” katanya.
Fashion skena lebih dari sekadar pilihan pakaian, tetapi juga mencerminkan identitas, nilai, dan kreativitas individu. Dengan sejarah yang kaya dan perkembangan yang terus berlanjut, fashion skena tetap menjadi ruang vital bagi ekspresi diri dan inovasi dalam dunia mode.
Seiring waktu, kita akan menyaksikan bagaimana skena ini terus berevolusi, menciptakan tempat yang lebih inklusif dan beragam bagi semua orang.
Penulis: Rozatun Aliya, mahasiswa komunikasi Malikussaleh
Baca juga: Ecoprint, tren fesyen mempercantik kain dengan keajaiban daun
Baca juga: Perancang busana ajak manfaatkan rempah sebagai pewarna alami