Banda Aceh (ANTARA) - Masyarakat etnis Tionghoa yang berkedudukan di Aceh menginginkan agar pemimpin yang terpilih nantinya di tanah rencong bisa merawat kedamaian, baik itu Gubernur hingga Bupati/Wali Kota se Aceh.
"Siapapun yang terpilih nanti, kita (etnis Tionghoa) berdoa agar bisa aman terutama dalam mencari rezeki. Tidak ada keributan nantinya," kata Sekretaris Vihara Dharma Bakti, Hasan Goh, di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Hasan Goh sebagai harapan dari perayaan Imlek 2575 kongzili tahun 2024 ini, saat membersihkan Vihara Dharma Bhakti di Jalan T Panglima Polem, Kuta Alam, Banda Aceh.
Baca juga: Selama libur Imlek, Bali jadi destinasi favorit wisatawan China
Hasan menegaskan, etnis Tionghoa pemeluk agama Budha di Banda Aceh juga terus berupaya menciptakan pemilu damai dengan tetap menjaga netralitas serta tidak memanfaatkan agama demi kepentingan politik.
"Kita di agama ini tidak boleh berpolitik, yang mana kita pilih tidak tahu, kita tidak boleh menunjukkan siapa yang lebih baik, semua orang ada pilihannya masing-masing," ujarnya.
Di sisi lain, Hasan menuturkan bahwa etnis Tionghoa di Banda Aceh juga berusaha terus merajut perdamaian jelang pemilu agar dapat hidup berdampingan di tengah hegemonitas penduduk Aceh yang mayoritas beragama Islam.
"Dari tahun ke tahun harapan kita (etnis Tionghoa) kerukunan umat dapat terus ditingkatkan. Terutama jelang pemilu, harapan yang paling utama dapat terus tentram," katanya.
Baca juga: Perempuan Tionghoa solid dukung Prabowo untuk keberlanjutan budaya toleransi
Dalam kesempatan ini, dirinya juga menjelaskan bahwa perayaan Imlek 2575 kongzili tahun 2024 ini bertepatan dengan shio Naga Kayu. Dalam astrologi Cina, naga kayu melambangkan kekuatan, keluhuran, kehormatan, keberuntungan, dan kesuksesan.
"Dari segi rezeki, mudah-mudahan tahun naga kayu ini lebih bisa lebih bagus," demikian Hasan Goh.
Baca juga: Hashim ungkap alasan Prabowo pilih Gibran sebagai Cawapres di depan 1.000 Pengusaha Tionghoa