Peningkatan angka kasus penderita HIV AIDS di Banda Aceh juga dinilai seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.
Oleh karena itu, Dinkes Banda Aceh juga gencar sosialisasi kepada remaja siswa, mahasiswa dan pemeriksaan kepada kelompok rentan, sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan penularan kasus HIV AIDS.
“Kita sosialisasi sekaligus pemeriksaan screening. Apabila reaktif, maka dirujuk untuk melakukan pemeriksaan penegakan diagnosa. Kalau positif, maka disarankan berobat secara rutin, minum obat seumur hidup,” ujarnya.
Ia menambahkan, bagi warga yang sudah terlanjur melakukan penyimpangan seks berisiko maka diminta untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan, dan juga diharapkan tidak mengulangi lagi perilaku tersebut.
Baca: Delapan warga Aceh Barat terinfeksi HIV/AIDS, termasuk sepasang pasutri
“Kalau pun memang positif, segera konseling, pemeriksaan dan berobat, kita melakukan pendampingan. Saran kita agar tidak melakukan lagi perilaku seksual berisiko ke orang lain supaya tidak menularkan ke yang lainnya,” ujarnya.
Selain menular melalui penyimpangan seks berisiko, kata Supriyadi, virus HIV AIDS juga dapat menular dari dari ibu ke anak melalui Air Susu Ibu (ASI), serta serangkaian prosedur medis yang tidak sesuai ketentuan seperti saat operasi, transfusi darah, cuci darah dan lainnya.
“Tapi untuk prosedur medis, dengan adanya akreditasi sekarang, seperti sudah sangat jarang terjadi. Yang paling berisiko dan banyak laporan kita terima adalah dari perilaku seksual berisiko, dan ada juga yang menularkan ke istrinya, dan istri menularkan ke anak,” ujarnya.
Dinkes sasar remaja di Banda Aceh sosialisasi pencegahan HIV AIDS
Jumat, 14 Juni 2024 16:36 WIB