Banda Aceh (ANTARA) - Tim dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Kedokteran Universitas Syiah Kuala memberikan edukasi dan pendampingan kepada orang tua anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut.
“Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan untuk anak-anak penyandang disabilitas yang berada di bawah Yayasan Sahabat Difabel Aceh (Yasda) ini merupakan salah satu wujud dari tri darma perguruan tinggi,” kata Ketua Tim Pegabdian drg Yuli Fatzia Ossa, Sp. PM di Aceh Besar, Senin.
Ia menjelaskan setiap individu memiliki hak fundamental untuk mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk bagi individu yang memiliki kebutuhan khusus.
Data dari Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Aceh di tahun 2018, jumlah proporsi disabilitas pada anak usia 5-17 tahun sebesar 11.084. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki risiko tinggi untuk terjadi permasalahan pada rongga mulut.
Ia menjelaskan permasalahan pada rongga mulut tersebut bisa disebabkan karena kondisi penyakit yang anak-anak alami dan juga keterbatasan fisik mereka yang menjadi hambatan dalam menjaga kesehatan rongga mulut mandiri di rumah.
Karena itu perlu dilakukan pendampingan dan juga pemberian edukasi terhadap para keluarga/pengasuh anak-anak tersebut agar bersama-sama dapat meningkatkan kesehatan rongga mulut anak.
Ia mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dalam beberapa kali kunjungan. Di mana pada kunjungan pertama dilakukan edukasi dan penyuluhan kepada semua peserta tentang perubahan yang terjadi khususnya dalam rongga mulut yang memiliki keterkaitan dengan penyakit anak-anak tersebut dan dilakukan pemeriksaan awal mengenai kondisi rongga mulut anak-anak.
Pada kunjungan selanjutnya, melakukan upaya pendampingan kepada orangtua anak-anak disabilitas dan mengajarkan para orang tua bagaimana cara untuk membantu anak-anak dalam menjaga kebersihan rongga mulut mereka dan pendampingan untuk mencegah terjadinya luka decubitus terutama pada anak-anak dengan Cerebral Palsy yang memiliki keterbatasan tidak mampu untuk duduk dan berdiri.
“Kami juga mengupayakan untuk memberikan inovasi alat bantu sikat gigi yang kami namakan “Abasigoe” sebagai salah satu upaya untuk melatih anak-anak yang mengalami keterbatasan motorik agar dapat menggenggam sendiri alat sikat gigi mereka. Semoga upaya ini membantu anak-anak untuk selalu menjaga kebersihan rongga mulut mereka,” katanya.
Pihaknya berharap kegiatan pengabdian tersebut menjadikan semangat bagi anak-anak dengan disabilitas untuk tetap menjaga kesehatan rongga mulut mereka dengan demikian kesehatan tubuh mereka juga akan lebih baik.
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan bantuan hibah dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala Tahun 2024.
Baca juga: ARC USK Banda Aceh perkuat kerjasama untuk pengembangan inovasi nilam