Banda Aceh (ANTARA) - Dekranasda Aceh mengingatkan bahwa upaya mempromosikan kebudayaan daerah di era modern ini membutuhkan kreasi dan inovasi dari masyarakat, sehingga budaya daerah dapat terus dilestarikan.
"Di era modern ini, memperkenalkan kebudayaan daerah membutuhkan kreasi dan inovasi. Tetapi, orisinalitas budaya juga tidak boleh dilupakan, tetap harus dijaga dan dilestarikan," kata Pj Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, di Aceh Tengah, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikan Safriati di sela-sela pada acara Cerak Senye Desember Kopi Gayo yang dirangkai dengan dialog Sengkewe Forum Beru Gayo, Baca Puisi dan Musik Kopi, di Aceh Tengah.
Baca juga: Menteri Ekraf minta kepala daerah terpilih bentuk dinas ekonomi kreatif
Menurutnya, event tersebut menjadi media yang sangat tepat untuk mengenalkan adat dan budaya masyarakat dataran tinggi Gayo kepada khalayak yang lebih luas.
Dirinya menuturkan, budaya dataran tinggi Gayo, khususnya tari ratoh jaroe dan tari saman sangat diminati oleh masyarakat dari luar Aceh, bahkan kerap diperlombakan.
"Beberapa waktu lalu saya membuka festival Ratoeh Jaroe di Taman Mini Indonesia Indah. Pesertanya adalah siswi dari seratusan sekolah di Jabodetabek. Tarian ini menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang sangat diminati di Jabodetabek," ujarnya.
Artinya, lanjut dia, masyarakat luar Aceh sudah mulai mencintai dan turut melestarikan kesenian tanah rencong, maka masyarakat Aceh wajib melakukan lebih.
"Saya juga sudah membicarakan hal ini dengan Kadisbudpar Aceh, agar setiap sekolah juga menjadikan Tari Ratoh Jaroe dan Tari Saman serta tari dan budaya Aceh lainnya menjadi ekstrakurikuler di Aceh, sebagai sarana menjaga budaya dan tradisi," katanya.
Sebagai informasi, diketahui, pada 2011 lalu, tari Saman ditetapkan oleh badan dunia Unesco sebagai warisan budaya dunia tak benda dalam sidang yang diselenggarakan di Bali pada 24 November 2011 silam.
Sedangkan tari Ratoeh Jaroe pernah dipentaskan pada Pembukaan Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
"Karena itu, inovasi dan kreasi sangat penting dalam memperkenalkan budaya daerah. Dengan demikian, masyarakat luas akan tertarik mempelajari dan mengenal masyarakat Gayo dan Aceh secara lebih luas," demikian Safriati.
Baca juga: Dekranasda Aceh dorong Pemko Lhokseumawe pasarkan produk perajin di medsos