Ketua pengabdian masyarakat dari Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Tehnik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Siti Zulfa Yuzni, ST, M.Si kepada wartawan di Gampong Siem, Minggu menyebutkan, karena ketiadaan dana, kegiatan pengrajin mengembangkan desain produk menjadi terhenti atau tidak berlanjut.
Padahal pengrajin kain songket di Gampong Siem begitu antusias untuk mengembangkan desain beragam model, sehingga menjadi produk yang menarik banyak peminat.
Antusias pengrajin tersebut seiring bertambahnya pengetahuan mendesain beragam model produk tenunan kain songket setelah mendapat bimbingan serta pelatihan dari tim pengabdian masyarakat jurusan arsitektur dan perencanaan, Fakultas Teknik Unsyiah sekitar delapan bulan lalu.
"Kalau Bupati Aceh Besar Mawardy Ali mau membantu pengembangan, kami siap membantu pengrajin," ujar Siti Zulfa Yuzni yang didampingi anggotanya Evalina, Z, ST, MURP dan Zulfikar Taqiuddin, dosen Fakultas Tehnik Unsyiah.
Sebutnya, tujuan tim pengabdian memberikan pelatihan dan bimbingan kepada pengrajin sebelumnya, karena ingin mengembangkan desain dan model kain songket. Meningkatkan kreativitas pengrajin menghasilkan produk terapan berbentuk desain interior.
"Kegiatan yang pernah kita lakukan di Gampong Siem sebanyak tiga tahap yakni memberikan pelatihan merajut kepada pengrajin yang berminat, diskusi dan pengembangan desain produk baru, perpaduan motif kain songket dengan desain lainnya," tutur dosen arsitektur, Fakultas Tehnik Unsyiah ini.
Antusias pengrajin, katanya begitu tinggi dalam menuangkan ide, gagasan motif dengan kombinasi desain dan warna. Kegiatan diikuti kalangan remaja putri dan ibu-ibu rumah tangga, sehingga menghasilkan suatu produk kain songket dengan 25 jenis motif.
Upaya dilakukan tim pengabdian ini, guna pengembangan desain terhadap produk kain songket ini bisa memiliki nilai jual tinggi yang akhirnya menambah pendapatan pengrajin.
Selain itu, meningkatkan produktivitas kerja dan pertambahan nilai ekonomi yang berdampak pertumbuhan ekonomi mikro pengrajin.
Usaha kerajinan tenun kain songket di Gampong Siem, sudah dikenal luas di Aceh dan kegiatannya sudah menjadi turun-temurun di masyarakat setempat.
Namun sebut Siti, usaha pengrajin tenun kain songket belum begitu berkembang, hanya memproduk kain dan selendang. Begitu juga kalangan generasi muda yakni remaja putri masih kurang berminat menenun kain songket.
Selain itu pemasaran produk kain songket hanya menunggu bila ada yang memesan. "Peminat biasanya selama ini memesan langsung dengan pengrajin," jelasnya.
"Kami memberikan pelatihan dan bimbingan, agar tenunan kain songket pengrajin Gampong Siem bisa berkembang menjadi produk dengan desain, motif, corak yang dikoloborasikan rajut, bordir sebagai desain interior rumah tangga dan perkantoran," jelasnya.
Gampong Siem masuk dalam wilayah Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, yang luasnya 25,71 hektare memiliki empat dusun dengan jumlah penduduk 692 jiwa (tahun 2014).
Umumnya pekerjaan penduduk adalah petani, wiraswasta dan pengrajin. Gampong Siem berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh.