Banda Aceh (ANTARA) - Provinsi Aceh mendapat tambahan gula pasir impor sebanyak delapan ribu ton dari Kementerian Perdagangan guna memenuhi kebutuhan di daerah setempat.
“Alhamdulillah Aceh mendapat tambahan gula pasir impor untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan. Penambahan ini sesuai dengan surat yang dikirimkan Gubernur Aceh,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh, Mohd Tanwier di Lambaro, Aceh Besar, Kamis.
Ia menjelaskan gula pasir yang dijatahkan untuk Aceh tersebut guna memenuhi kebutuhan gula pasir selama bulan suci Ramadhan dan lebaran.
Menurut dia gula pasir yang ada tersebut belum termasuk dengan stok yang ada di gudang distributor dan pedagang grosir lainnya.
“Insya Allah persediaan gula pasir untuk menghadapi Ramadhan sangat cukup dan harga akan tetap stabil,” katanya.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani mengatakan dengan penambahan tersebut akan memastikan stok gula pasir di Aceh tercukupi.
“Belajar dari tahun sebelumnya, harga gula pasir meningkat drastis dan dengan adanya tambahan kuota ini akan menstabilkan harga gula sesuai yang telah ditetapkan,” katanya.
Ia menyebutkan kebutuhan gula pasir di provinsi ujung paling barat Indonesia itu setiap tahunnya 55 ribu ton sampai 60 ribu ton per tahun.
“Kita perkirakan khusus untuk bulan Ramadhan dan lebaran terjadi peningkatan permintaan gula pasir dibanding bulan biasanya,” katanya.
Zainun salah seorang pedagang grosir di pasar Induk Lambaro mengatakan harga jual gula pasir ditingkat grosir Rp595 ribu per sak isi 50 kilogram dan harga telur ayam ras isi 10 papan Rp315 ribu.