Banda Aceh (ANTARA) - Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyebutkan bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di ibu kota provinsi Aceh itu tumbuh pesat hingga 92 persen dari total 8.900 unit pada 2016 menjadi hingga 17.080 unit usaha hingga Februari 2022."
Aminullah merincikan, berdasarkan data Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Banda Aceh, pada 2016 UMKM di sana hanya ada 8.900 unit, kemudian pada 2017 bertambah menjadi 9.591 unit.
Selanjutnya, pada 2018 kembali meningkat menjadi 10.944 UMKM, 2019 bertambah lagi mencapai 12.012, lalu 2020 meningkat lagi hingga 15.107 unit.
"UMKM Banda Aceh terus mengalami pertumbuhan, di mana pada 2021 sebanyak 16.970 usaha, dan hingga Februari 2022 sudah mencapai 17.080 unit usaha," katanya saat membuka pelatihan kewirausahaan dan pemasaran online yang bertajuk strategi melejitkan omzet UMKM, terhadap pelaku usaha, di Banda Aceh.
Menurut dia pertumbuhan tersebut harus dibarengi dengan kesiapan pemerintah dalam menghadapi dunia digital, supaya para pelaku UMKM Banda Aceh memiliki daya saing dalam berbisnis.
"Kita ingin para pelaku UMKM dapat meningkatkan literasi dalam memanfaatkan digital untuk bersaing di dunia bisnis,” katanya.
Aminullah menuturkan, ekonomi kreatif umumnya banyak berhubungan dengan UMKM, termasuk industri kuliner, souvenir dan juga barang-barang kerajinan lainnya.
Menurut Aminullah, kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku usaha ekonomi kreatif khususnya UMKM serta berbagai lintas sektor lainnya
sangat diperlukan dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.
"Semua unsur memiliki peran sebagai salah satu penggerak roda perekonomian serta menjadi sektor pendukung dalam upaya pemulihan ekonomi nasional," demikian Aminullah.