Banda Aceh (ANTARA) - Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh menyebut harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di wilayah barat selatan Aceh anjlok menjadi Rp1.000 dari sebelumnya mencapai Rp2.000/kg.
“Hari ini di beberapa kabupaten harga TBS sawit pada tingkat petani sudah berada di bawah angka Rp1.000/kg, seperti di Aceh Barat Daya dan sekitarnya hari ini harga sawit pada petani dibeli dengan harga Rp850/kg,” kata Sekretaris Umum DPW Apkasindo Aceh Fadhli Ali saat dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Ia menilai anjlok harga TBS sawit ini karena pemerintah terlalu banyak memberi beban kepada para eksportir minyak sawit mentah (CPO) seperti beban biaya pungutan ekspor, bea keluar, domestic price obligation (DPO) dan lainnya.
Apalagi, kata dia, pemerintah menerapkan kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation, sehingga tidak semua CPO yang dimiliki setiap eksportir bisa diekspor ke luar negeri.
“Apabila eksportir memiliki 100 ton CPO, maka hanya 70 ton yang dapat diekspor, sedang 30 ton sisanya tidak boleh diekspor, tapi dijual dalam negeri dengan harga yang sudah ditetapkan,” katanya.
Sedangkan harga CPO ketika dijual di dalam negeri lebih rendah dibandingkan harga CPO yang jual di pasar luar negeri.
“Maka para eksportir merasa terlalu terbebani sehingga dampaknya pada harga sawit di tingkat bawah. Saat ini para eksportir masih menunggu pengurangan beban ekspor itu,” katanya.
Akibatnya saat ini, kata dia, para eksportir membeli CPO dari pabrik kelapa sawit (PKS) dengan harga murah, kemudian pabrik membeli TBS pada tengkulak dengan harga lebih murah dan tengkulak menekan harga lebih murah lagi di tingkat petani.
“Maka petani yang sangat merasa tertekan dengan kebijakan ini. Harga mudah ini menyebabkan motivasi petani berkebun menjadi ogah-ogahan,” katanya.
Harga sawit di wilayah barat Aceh anjlok jadi Rp1.000/kg
Kamis, 23 Juni 2022 18:24 WIB