Band Aceh (ANTARA) - Taman Sulthanah Ratu Safiatuddin akan menjadi pusat kuliner dari Tanah Rencong. Di sana para penikmat kuliner dan pelancong tidak hanya dapat mencicipi makanan asal Tanah Rencong, tapi juga akan disuguhkan beragam menu kuliner khas dari provinsi lainnya yang ada dalam pulau Sumatera.
Aceh Culinary Festival, itulah nama hajatan besar yang akan digelar Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh pada awal Agustus 2022 di ibu kota Provinsi Aceh yakni di Banda Aceh. Perhelatan Aceh Culinary Festival (ACF) 2022 semakin memantapkan langkah Provinsi Aceh sebagai salah satu perayaan kuliner tradisional yang diperhitungkan di Indonesia.
Dalam pelaksanaan ACF 2022, kegiatan tersebut akan lebih sohor lagi, di mana Disbudpar Aceh akan berkolaborasi dengan Bank Indonesia Provinsi Aceh untuk pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar).
Ada beragam kuliner dari Sumatera yang akan bergabung nantinya dalam perhelatan kuliner khas daerah itu yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi dan Bangka Belitung.
“Kita akan berkolaborasi dengan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh. Perwakilan provinsi-provinsi di Sumatera ini adalah UMKM binaan Bank Indonesia,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal di Banda Aceh.
Festival kuliner tersebut mulai dilaksanakan pada tahun 2014 dan kini tumbuh menjadi salah satu ajang wisata yang diperhitungkan secara nasional dan menjadi program unggulan dalam kalender kegiatan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
ACF atau Festival Kuliner Aceh akan diselenggarakan pada 5-7 Agustus 2022 di Taman Sulthanah Safiatuddin (Taman PKA), Kota Banda Aceh. Kegiatan tersebut merupakan bagian melestarikan dan mempromosikan kuliner tradisional Aceh.
Menurut dia ACF22 menawarkan destinasi wisata kuliner atau “surga” bagi para food traveler, terutama bagi anda penggemar cita rasa makanan khas Nusantara.
Ia menuturkan sejak tahun 2018, Aceh Culinary Festival selalu masuk ke dalam agenda Top 100 Event Kemenparekraf RI dan tahun 2022 Festival Kuliner Aceh tahun kembali masuk ke dalam Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
“Ini adalah tahun ke-8 diselenggarakannya Aceh Culinary Festival. Alhamdulillah, tahun ini Aceh Culinary Festival naik peringkat, masuk agenda top 10 kalender event nasional yang diluncurkan Kemenparekraf RI,” katanya.
Festival kuliner Aceh tersebut akan menjadi magnet pariwisata yang membesarkan nama Indonesia di mata dunia dan pihaknya optimistis ACF turut ikut membangkitkan peluang usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya, serta ragam kuliner Aceh bisa ikut menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi positif.
Almuniza Kamal menyebutkan akan ada 100 pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) yang andil bagian, sembilan provinsi se sumatera, 15 anjungan kabupaten/kota dan yang pasti adalah kuliner dari 23 kabupaten/kota asal Tanah Rencong.
Ia menambahkan untuk pelaksanaan Fesyar, BI Aceh ditunjuk sebagai tuan rumah Fesyar Regional Sumatra tahun 2022, di mana mereka akan menghadirkan UMKM binaan BI dari sektor kuliner, wastra dan kriya.
Ini transaksi selama ACF berlangsung
Belajar dari kegiatan yang pernah dilakukan sebelumnya, ACF memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di Tanah Rencong. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh mencatat jumlah transaksi yang terjadi pada ajang festival kuliner dalam kurun waktu 2014-2019.
Angka perputaran uang dalam kegiatan tersebut meningkat pesat dari tahun penyelenggara, yakni pada tahun 2014 dengan sajian 15 tenant/stand jumlah transaksinya Rp100 juta dan ACF 2015 mencetak transaksi Rp500 juta.
Kemudian pada tahun berikutnya jumlah transaksi pada Festival Kuliner Aceh diperkirakan mencapai Rp1,2 miliar, tahun 2017 Rp2 miliar, tahun 2018 Rp3,5 miliar dan tahun 2019 tembus Rp5 miliar.
“Grafik transaksi pada event Festival Kuliner Aceh setiap tahun selalu meningkat, puncaknya itu di tahun 2019 silam, tembus Rp5 miliar. Tahun berikutnya ACF rest (istirahat) dan tahun kemarin (2021) kami gelar secara online karena pandemi,” kata Almuniza.
Pihaknya meyakini pada ACF 2022 yang akan berlangsung di Taman Sulthanah Safiatuddin akan meningkat drastis seiring akan hadirnya kuliner nusantara se sumatera yang memeriahkan kegiatan tersebut.
Untuk pelaksanaan tahun 2022, pihaknya menargetkan transaksi ekonomi dalam kegiatan yang masuk dalam Top 10 Kharisma Event Nusantara itu sebesar Rp3 miliar.
Komitmen tim Sembilan
Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani menyatakan pihaknya bersama tim Sembilan instansi vertical akan terus mendukung Aceh di semua bidang khususnya yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi.
“Semoga Rancangan Induk Program Kepariwisataan Aceh (RIPKA) fokus di jalankan, kita juga punya kegiatan besar dan panggung kita untuk Aceh dan kita engak setengah melakukan ini,” katanya.
Achris berharap Festival Kuliner Aceh tahun ini dapat seperti kreatif Indonesia (KKI) dan momen tersebut merupakan waktu yang tepat untuk kebangkitan ekonomi dan kuliner dari provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
Semoga ACF terus menjadi sarana merawat kuliner khas asal Tanah Rencong agar tak tergerus zaman. Ayo berburu kuliner khas Aceh dan Nusantara di Aceh Culinary Festival.