Banda Aceh (ANTARA) - Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (Skull) Persiraja Banda Aceh ikut belasungkawa atas musibah kerusuhan di stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur hingga menimbulkan banyak korban jiwa.
"Doa dari kami di Aceh untuk para korban dan keluarga yang ditinggalkan," kata Ketua Skull Persiraja T Iqbal Djohan, di Banda Aceh, Minggu.
Iqbal meminta agar sebelum Liga 1 kembali digulirkan, pemerintah dan PSSI harus mampu mendamaikan kelompok suporter yang selama ini terus berseteru.
Kata Iqbal, hanya ada beberapa kelompok suporter besar yang terus berseteru, kalau mereka bisa didamaikan ia meyakini kelompok suporter lain juga bisa terimbas virus damai.
Baca juga: PSSI komunikasi dengan FIFA demi hindari sanksi
Setelah ini, Iqbal berharap jika masih terjadi bentrokan pemerintah harus berani memberikan sanksi tegas dengan membubarkan kelompok suporter tersebut.
"Jangan gara-gara 1-2 kelompok suporter semua kena imbasnya dan sepakbola Indonesia tidak pernah bisa maju," ujarnya.
Skull melihat, peristiwa semalam merupakan bom waktu dari banyak masalah di sepakbola Indonesia, kemudian tidak profesionalnya penyelenggara, aparat keamanan sampai permusuhan antar suporter yang sudah mendarah daging, dan terkesan dipelihara.
Baca juga: Anggota DPR sebut tragedi Kanjuruhan sangat memilukan bagi dunia sepak bola
"Kita sering dengar beberapa suporter klub besar di Indonesia terus mendoktrin anggotanya kebencian kepada kelompok suporter yang menjadi musuh bebuyutannya," ujarnya.
Iqbal menilai, kejadian di Kanjuruhan itu bisa juga karena ulah sebagian oknum, tetapi para pengurus kelompok suporternya juga membiarkan permusuhan terjadi. Padahal seharusnya ada upaya berdamai atau melakukan edukasi yang baik kepada suporter.
"Ditambah lagi dengan era media sosial yang marak saat ini, debat dan saling hina antar suporter tidak pernah berhenti 7x24 jam," katanya.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan di stadion bola
Iqbal melihat, Pemerintah dan PSSI selama ini juga selalu hanya sebatas himbauan dan menyampaikan rasa prihatin setiap ada korban jiwa jatuh, setelah itu dilupakan sampai ada korban jiwa berikutnya. Hal itu selalu berulang.
Dirinya menyampaikan, Skull sendiri sejak berdiri 15 tahun lalu selalu memberi pemahaman kepada para anggota agar tidak anarkis dan harus siap menerima kekalahan.
Memang Skull belum bisa dibandingkan dengan kelompok suporter luar yang anggotanya jauh lebih banyak, di kota besar juga anggotanya lebih anarkis dan brutal berbeda dengan di Aceh.
"Tapi bagaimanapun Skull tetap mencegah hal-hal yang tidak baik jangan sampai terjadi," ujarnya.
Dirinya mencontohkan, saat pertandingan Persiraja menjamu Perserang kemarin sore, ada juga beberapa netizen yang mencoba memanasi suasana dengan memposting ulang berita saat Persiraja dan dilempari pendukung Perserang di Serang 2019 lalu.
Mereka berupaya memanasi pendukung Persiraja agar melakukan balasan saat Perserang bermain di Banda Aceh kemarin.
"Alhamdulillah bisa diredam, jika kita melakukan tindakan balasan tentu nanti saat Persiraja tandang ke Perserang akan ada lagi aksi balasan dari mereka, akhirnya tidak pernah selesai dan permusuhan malah terus bertambah besar," demikian T Iqbal.