Di tengah keramaian PKA ke-8 di Taman Shafiatuddin, Kota Banda Aceh, seorang warga Kabupaten Aceh Selatan memperkenalkan minuman yang bernama "Ber Pala".
Minuman ber pala, yang dilafalkan dengan bir pala, menarik perhatian sejumlah pengunjung acara itu. Adalah Ayuzar Saputra, sang peramu yang mengatakan bahwa minuman tersebut memiliki akar budaya yang kaya dari Aceh Selatan.
Keikutsertaan minuman yang dibuat Ayuzar ini menambah warna pada PKA, memunculkan antusiasme di antara para pengunjung yang penasaran dengan minuman ber pala. Diketahui, minuman itu merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Ayuzar Saputra selama satu tahun lamanya. Minuman ini merupakan gabungan dari sari buah pala dan madu yang difermentasikan.
Baca juga: PFI Aceh pamerkan 100 karya foto budaya dan rempah di PKA 8
Aceh Selatan sendiri sejak jaman dulu memang terkenal dengan tanaman rempah itu, sehingga dijuluki Bumi Pala.
Baca juga: PFI Aceh pamerkan 100 karya foto budaya dan rempah di PKA 8
Aceh Selatan sendiri sejak jaman dulu memang terkenal dengan tanaman rempah itu, sehingga dijuluki Bumi Pala.
Meski disebut sebagai bir, tapi minuman itu tidak memabukkan. Rasanya menyerupai soda yang ketika diminum memunculkan sensasi menggelitik di dalam mulut.
Ayuzar menekuni bisnis minuman itu dan membuka kedai sederhana di Kota Tapak Tuan, Ibu Kota Kabupaten Aceh Selatan. Minuman tersebut juga sudah mengantongi izin dari otoritas terkait yang membukatikan keamanan untuk dikonsumsi.
“Alhamdulillah minuman Ber Pala ini sudah ada izin BPOM," ucap Ayuzar Saputra.
Ia menceritakan kalau minuman ber pala memiliki banyak khasiat dan manfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah mengatasi insomnia atau kesulitan tidur.
“Minuman ini juga bisa menambah nafsu makan kita," ujarya.
Sang penemu, yang memiliki latar belakang sebagai mantan petugas sekuriti salah satu bank ini telah menggeluti riset minuman pala sejak tahun 2018. Ia akhirnya menemukan racikan khas minuman yang kini menarik perhatian di perhelatan PKA ke-8.
Minuman ini menjadi sorotan di tengah keriuhan acara, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai khasiat dan rasa dari minuman yang berasal dari Aceh Selatan itu.
Diharapkan bahwa minuman ber pala ini dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal, sambil memperkenalkan kekayaan budaya melalui keunikan minuman tersebut kepada masyarakat yang hadir dalam acara PKA ke-8.
Penulis : Sella Dwi Puspita, mahasiswa Universitas Malikussaleh
Baca juga: Komitmen lestarikan budaya, Bank Aceh dukung penuh pagelaran PKA 8
Baca juga: Komitmen lestarikan budaya, Bank Aceh dukung penuh pagelaran PKA 8