Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengajak masyarakat Aceh untuk terus bersama-sama meningkatkan upaya minimalisir risiko bencana di daerah itu, mengingat peristiwa bencana masih cukup tinggi dan penanggulangan bencana merupakan urusan bersama.
“Mari bersama-sama kita melakukan upaya pengurangan risiko bencana, karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dari berbagai elemen,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh, Kamis.
Pada tahun 2023, BPBA mencatat sebanyak 418 kejadian bencana alam yang melanda wilayah Aceh, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp430 miliar. Kerugian tersebut dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian.
Selama tahun itu, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana yang terjadi di daerah Tanah Rencong itu yang mencapai 149 kejadian.
Kemudian disusul peristiwa bencana banjir sebanyak 105 kejadian, serta beberapa bencana lain seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla), angin puting beliung, longsor, banjir bandang dan abrasi.
Oleh sebab itu, Ilyas mengimbau, masyarakat agar menjaga alam. Khusus terkait karhutla, masyarakat diminta untuk tidak mengekploitasi hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan fungsi hutan sebagai resapan air yang berguna mencegah banjir dan longsor.
“Selain itu, pemberdayaan masyarakat atau sosialisasi kepada pelaku usaha yang terlibat perluasan lahan, kami imbau jangan membuka lahan dengan membakar hutan,” ujarnya.
Selain itu, Ilyas juga berharap masyarakat Aceh selalu waspada dan menjaga diri serta keluarga dari serangan pandemi COVID-19 yang masih mengancam Indonesia.
Menurutnya, masyarakat harus siap dalam menghadapi bencana, baik bencana alam maupun non alam, sehingga sangat diperlukan sinergitas dalam penanggulangan bencana di provinsi paling barat Indonesia itu.
Pada 2024, lanjut dia, BPBA akan terus berusaha meminimalisir kerusakan maupun korban akibat bencana alam maupun non alam, dan mendorong seluruh elemen masyarakat untuk merespon kejadian bencana secara komprehensif.
Karena pada hakikatnya bencana adalah urusan bersama, ujarnya.