Realisasi investasi Banda Aceh triwulan I 2024 tembus Rp193 miliar

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Banda Aceh menyatakan realisasi investasi di kota setempat pada triwulan pertama 2024 mencapai Rp193 miliar.

"Sampai dengan triwulan I, realisasi investasi di Banda Aceh Rp193 miliar," kata Kepala DPMPTSP Kota Banda Aceh Andri di Banda Aceh, Selasa.

Andri menyampaikan, realisasi investasi tersebut melebihi target yang ditetapkan yakni Rp150,6 miliar untuk triwulan pertama, dan ini sudah mencapai 128 persen.

Dirinya menjelaskan, angka realisasi triwulan pertama itu terdiri dari penanaman modal asing (PMA) Rp120,2 miliar dengan 16 kegiatan, dan dalam negeri (PMDN) Rp72,8 miliar untuk 816 proyek.

"Ada selisih sedikit jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama pada 2023, yaitu sebesar Rp194 miliar dengan PMA Rp5 miliar dan PMDN Rp189 miliar lebih, namun ini hal yang wajar, dinamika di lapangan, tapi kita optimis realisasi diakhir tahun dapat mencapai target," ujarnya.



Dalam kesempatan ini, Andri menjelaskan bahwa Pemerintah Banda Aceh terus menggenjot tingkat investasi sebagai upaya menumbuhkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Adapun langkah yang dilakukan adalah pembangunan dan perbaikan infrastruktur serta fasilitas telekomunikasi. Kemudian, penyediaan kawasan industri dengan fasilitas cukup untuk menarik investor.

Selanjutnya, menyediakan regulasi terkait pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Serta mendukung iklim investasi yang kondusif, termasuk birokrasi reformasi mempermudah proses investasi.

"Kita juga menjamin kepastian hukum dan keamanan berinvestasi. Mengadakan atau mengikuti pameran, seminar dan pertemuan bisnis untuk mempromosikan investasi daerah," katanya.

Tak hanya itu, lanjut dia, Pemerintah Banda Aceh juga melakukan pengembangan sumber daya manusia melalui vocational training guna meningkatkan kualitas tenaga kerja siap pakai.

"Kita juga berdayakan UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan dan memfasilitasi kemitraan antara pelaku usaha besar dengan UMKM," demikian Andri.

Baca juga: Kepala OIKN undur diri, bagaimana jaga kepercayaan investor?