Di sisi lain, Pokdarwis menyebut tantangan yang harus dihadapi Desa Wisata Lubok Sukon saat ini ialah penurunan jumlah rumoh Aceh desa itu.
Pada tahun 2012, terdapat sekitar 80-an rumoh Aceh. Namun, saban tahun, jumlah rumah tersebut terus turun dan saat ini tersisa sekitar 25 rumoh Aceh.
Salah satu faktornya ialah para pemilik merenovasi rumoh Aceh tersebut menjadi rumah berbahan beton, untuk menjawab kebutuhan tempat tinggal. “Ini tantangan yang dihadapi Lubok Sukon,” ujar Fahry.
Kendati demikian, penggiat wisata Desa Wisata Lubok Sukon melalui pokdarwis terus berupaya membangun rasa cinta dalam diri masyarakat terhadap rumoh Aceh, dengan harapan mau mempertahankan bangunannya.
Oleh karena itu, rasa cinta harus dibangun kembali. Begitu pula rasa bangga pada desa ini. Rasa memiliki juga harus dibangkitkan karena desa ini punya potensi.
Baca juga: Desa wisata Gampong Nusa Aceh Besar gelar aneka lomba meriahkan HUT RI
Dukungan
Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal menyebut menikmati pariwisata Aceh, tentu dibarengi dengan budaya di daerah Tanah Rencong itu sendiri yang sangat melekat dengan syariat Islam.
Seperti halnya Desa Wisata Lubok Sukon yang hingga saat ini masih melestarikan tradisi budaya, rumah adat Aceh, hingga kehidupan keseharian masyarakat yang masih erat dengan kebersamaan dan gotong royong. Warga mengemas ini menjadi destinasi wisata.
“Jadi ini sesuatu yang berbeda, bukan hanya kehidupan warganya tapi fisiknya, kampung asli Aceh masih ada di situ. Semoga ini menjadi kekuatan Aceh di masa depan, dan tetap dipertahankan oleh masyarakat Lubok Sukon,” ujarnya.
Geliat pengembangan desa wisata menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat ini tidak berjalan sendiri. Pemerintah Aceh melalui Disbudpar setiap tahun mengucurkan anggaran untuk mendukung pengembangan pariwisata di Tanah Rencong itu.
Disbudpar juga mengambil peran untuk menyiapkan SDM yang mumpuni di sektor pariwisata Aceh, seperti pelatihan bagi pemandu, pelaku pariwisata di desa-desa wisata, dan pembinaan lainnya.
Pemerintah juga terus meningkatkan promosi pariwisata Aceh melalui berbagai ajang di dalam maupun luar negeri.
Sudah saatnya desa-desa di Indonesia mandiri fiskal, salah satunya dapat diraih dengan mengangkat potensi masing-masing dari sektor pariwisata sehingga masyarakat perdesaan lebih sejahtera.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengangkat kesejahteraan warga Lubok Sukon lewat label desa wisata