Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Islam bukanlah agama yang memerintahkan untuk hanya cukup beribadah saja kepada Allah tanpa memikirkan kehidupan dunia dan menjaga hubungan baik sesama muslim, begitu pun sebaliknya tidak juga hanya mengejar baik dengan manusia saja sebagai sesama makhluk sosial.
Setiap ibadah yang diperintahkan Allah tentunya bertujuan untuk meningkatkan hubungan vertikal dan horizontal secara seimbang. Hubungan vertikal yaitu hubungan ubudiyah kita kepada Allah (Hablumminallah), sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan muamalah kita kepada sesama muslim dan makhluk Allah lainnya (Hablumminannas).
Bahkan, salah satu karakteristik utama masyarakat Islam di masa Rasulullah SAW adalah adanya iman dan taqwa yang kuat kepada Allah SWT, itu sejalan dan berbanding lurus dengan terciptanya ukhuwah Islamiyah dengan sesama muslim sehingga lahirnya persatuan umat Islam yang kuat.
Demikian antara lain disampaikan Ustaz Gamal Akhyar Lc, MSh (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (18/4) malam.
"Karakteristik utama masyarakat Islam di masa Rasulullah SAW itu adalah semakin kuat iman dan taqwanya kepada Allah dengan ibadahnya, maka akan semakin baik terjaga ukhuwah Islamiyah dengan sesama muslim. Justru ibadahnya seseorang muslim itu bermasalah, jika dia itu tidak baik hubungannya dengan sesama muslim lainnya," ungkap Ustaz Gamal Akhyar.
Dalam pelaksanaan ibadah shalat misalnya, yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam yang mendoakan seluruh makhluk yang ada di bumi ini. Artinya dalam bacaan shalat pun ada hubungan antara Allah dan sesama manusia.
Wakil Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Banda Aceh menyebutkan, buah dari ketaqwaan kepada Allah dalam bentuk hablumminannas itu diungkapkan dalam Alquran antara lain dalam Surat Ali Imran ayat 133-134
Artinya, "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan"
"Salah satu ciri orang bertaqwa adalah bisa menahan marah dan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Kita mungkin sering menemui orang lain yang kerap menyakiti dan menzalimi kita, bahkan apabila dia datang seolah sangat menyebalkan. Dimata kita semua perilakunya dan perkataannya adalah menyebalkan. Ketika kita pernah mengalami hal itu adalah indikasi bahwa kita sulit memaafkan orang lain. Padahal bagi orang bertaqwa itu, kesalahan kepada kita itu harus dibalas dengan senyum gampang memaafkan, jangan sampai menyimpan dendam berlarut," sebutnya.
Menurutnya, jangan sampai kita meremehkan sekecil apapun kebaikan kepada orang yang berbuat salah kepada kita, lalu kita membalasnya dengan senyum.
"Sebenarnya kita pantas marah, tapi Allah minta kita untuk memaafkan agar kita menjadi lebih baik dari dia, dan kita juga dapat tambahan pahala. Tapi itu berat, tidak semua orang siap dan mampu, hanya orang yang bertaqwa saja yang bisa," terang Gamal yang juga Ketua Komunitas Koperasi Syariah 212 Banda Aceh ini.
Lebih lanjut Ustaz Gamal Akhyar menjelaskan, ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah setelah kekuatan iman dan taqwa. Dengan ekuatan ukhuwah dan ikatan hati sesama muslim, makan akan lahirlah kekuatan kepemimpinan Islam.
Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka dunia kurang dari setengah abad.
Pada abad ke-15 Hijriah ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam.
"Ukhuwah Islamiyah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah berikan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan. Jadi, sekali lagi, ukhuwah ini hanya akan lahir jika hubungan hablumminannas dengan sesama muslim bisa kita jaga dengan baik, karenanya menjadi tugas kita bersama untuk menjaga ukhuwah ini. Mari kita perkecil perbedaan, jika ada masalah sedikit cepat-cepat kita selesaikan. Jika ini bisa kita lahirkan, maka generasi Islam ke depan akan kuat dengan pertolongan Allah," demikian jelasnya.
Jaga Keseimbangan Hablumminallah dan Hablumminannas
Jumat, 20 April 2018 8:01 WIB