Sabang (Antaranews Aceh) - Panglima Laot (Lembaga Adat Laut) Wilayah Kota Sabang, Provinsi Aceh menyatakan sebulan terakhir hasil tangkapan ikan nelayan menurun karena tidak adanya rumpon di wilayah tangkap nelayan setempat.
"Hasil tangkapan nelayan turun karena tidak ada rumpon di wilayah tangkap nelayan Sabang," kata Panglima Laot Wilayah Kota Sabang, Ali Rani di Sabang, Senin.
Ia menyebutkan sebulan terakhir pendapatan nelayan tradisional Kota Sabang berkisar dari, Rp1 juta hingga Rp1,5 juta/ hari dan mereka melaut hingga 30 mil dari lepas pantai Pulau Weh.
Lebih lanjut jika nelayan melaut di atas 30 mil dari lepas pantai Sabang biaya operasional yang dikeluarkan sampai Rp600 ribu. Artinya, jika pendapatan Rp1,5 ?juta hasil yang diperoleh sekali melaut yaitu, Rp900/ hari.
"Hasil tangkapan nelayan selama ini hanya cukup untuk kebutuhan rumah tangga dan rata-rata pendapatannya Rp200 sampai Rp300 ribu/ hari," sebut Ali Rani.
Pihaknya berharap Pemerintah Kota Sabang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan dengan memasangkan rumpon diwilayah tangkap setempat.
Kemudian, Panglima Laot Wilayah Lhok Ie Meulee, Sukajaya, Sabang, Saiful Bahri mengakui, belakangan ini tangkapan nelayan kepulauan paling barat Indonesia menurun karena diwilayah tersebut tidak rumpon.
"Nelayan kita terpaksa melaut ke Perairan Samudera Hindia karena di wilayah kita tidak ada rumpon," kata Saiful Bahri yang biasa disapa Yah Ngoh.
Pihaknya berharap pemerintah daerah memasang rumpon di perairan Sabang dan sekitarnya agar nelayan setempat tidak melaut ke Samudera Hindia.
"Sudah sering kami sampaikan, tangkapan nelayan menurun karena diwilayah ini tidak ada rumpon," pungkas Panglima Laot Wilayah Lhok Ie Meulee, Sabang.
Ternyata di Sabang tidak ada rumpon
Selasa, 30 Oktober 2018 5:44 WIB