Banda Aceh (ANTARA) - Seorang muslim yang telah menyatakan ikrar hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata sebagai Tuhan yang layak disembah dan tiada Tuhan selain-Nya, haruslah selalu tunduk dan patuh atas segala perintah-Nya serta berserah diri seluruh hidup dan matinya hanya untuk Allah.
Sebagai bentuk konsekwensi dari implementasinya, seorang muslim haruslah menunjukkan sikap cinta dan benci karena Allah saja melalui prinsip Al Wala wal Bara'. Prinsip akidah ini merupakan tanda kesempurnaan iman seorang muslim dan lurus tidaknya tauhid hanya kepada Allah.
Wujud dari prinsip Al Wala ini adalah mencintai, berkasih sayang, lemah lembut, persaudaraan dan loyalitas terhadap sesama muslim sebagaimana yang diperintahkan Allah. Sedangkan wal Bara' adalah menunjukkan kebencian kepada yang Allah benci yaitu membenci musuh-musuh Allah seperti orang kafir dan musyrikin dengan menjauhi dari mereka, memisahkan diri darinya, dan berlepas diri dari segala bentuk kekufuran dan pelakunya.
Demikian antara lain disampaikan Ulama asal Mesir, Syeikh Abu Muaz Muhammed Abdul Hay al-Uwenah Al-Mishri saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (6/3) malam.
"Allah mewajibkan kita umat Islam agar memiliki prinsip Al Wala kepada kaum muslimin, dan menunjukkan sikap Al Bara` terhadap orang-orang kafir dan musyrik yang tidak beriman kepada Allah dan menyembah kepada selain Allah," ujar Syeikh Abu Muaz
Ia menyebutkan, di antara konsekuensi dari tauhid atau syahadat Laa Ilaaha Illallah adalah adanya cinta dan loyalitas kepada orang-orang muslim dan mukmin, dan berlepas diri dari orang-orang kafir. Ini diantara prinsip yang wajib dimiliki oleh seorang mukmin, yaitu aqidah Al-Wala’ wal Bara’.
"Sayangnya, prinsip yang sangat dipegang oleh Rasulullah SAW ini, sekarang ini justru mulai dianggap asing dan mulai tidak dikenal di kalangan umat Islam, seiring dengan semakin jauhnya mereka dari agama. Karena kita kurang pemahaman tentang ini bisa menyebabkan iman dan tauhid kita menjadi luntur dan terkikis pelan-pelan tanpa disadari," ungkapnya.
Syeikh Abu Muaz yang saat ini menjadi Pengajar di Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kale menegaskan, prinsip Al-Wala wal Bara' yang tidak mengenal batas teritorial negara ini, terkadang sudah diamalkan terbalik oleh sebagian besar umat Islam dewasa ini.
"Udah campur baur pengamalannya sekarang. Ada yang kita lihat justru muslim benci kepada muslim lainnya hanya karena beda negara, tapi justru lebih mencintai dan membela orang kafir yang tidak tidak seakidah dengannya hanya karena berada dalam satu negara, sampai ada mendukung orang kafir menjadi pemimpin di daerah muslim" sebutnya.
Padahal, prinsip al-Bara’ sudah ditegaskan tidak memberikan loyalitas kepada musuh-musuh Allah Ta’ala, baik orang-orang munafik atau orang kafir secara umum, menjauhi mereka, dan memerangi mereka ketika orang-orang kafir tersebut memerangi kaum muslimin, sesuai dengan kemampuan kita.
Syeikh Abu Muaz juga menyampaikan beberapa ayat Alquran sebagai bentuk penegasan dari pentingnya prinsip Al Wara wal Bara ini harus dimiliki oleh seorang muslim, agar tidak terjerumus pada kerusakan akidah.
Diantaranya, Surat Al-Mumtahanah ayat 1 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia".
Begitu juga dalam Surat Al-Mumtahanah ayat 4 yang artinya, “Sesungguhnya kami berlepas diri darimu dan dari semua yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”.
Dalam ayat-ayat di atas, Allah Ta’ala melarang kita untuk memberikan loyalitas kepada orang kafir secara umum. Kemudian Allah Ta’ala tegaskan lagi di ayat yang lain adanya larangan untuk memberikan loyalitas kepada orang Yahudi dan Nasrani secara khusus. Allah Ta’ala berfirman,
Berdasarkan berbagai ayat tersebut, lanjut Syeikh Abu Muaz, tidak diragukan lagi bahwa prinsip al-wala’ wal bara’ adalah di antara aqidah yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Bahkan aqidah al-wala’ wal bara’ termasuk di antara pondasi penting dalam kita beragama dan termasuk di antara prinsip-prinsip agama yang sangat agung.
Rasulullah SAW juga mempertegas, “Ikatan iman yang paling kuat adalah memberikan loyalitas karena Allah, memberikan sikap permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah”.
Cinta dan benci karena Allah, kesempurnaan iman seorang muslim
Jumat, 8 Maret 2019 6:54 WIB