Meulaboh (ANTARA) - Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Aceh Tenggara Bulkanisah meyakini rencana pembakaran kantor PWI pada Kamis (1/8) dini hari diduga terkait pemberitaan yang dilakukan pekerja pers.
"Rencana pembakaran ini adalah bentuk teror kepada pekerja pers di Aceh Tenggara, kemungkinan ada pihak yang tidak senang dengan tugas pers yang kami jalankan selama ini," kata Bulkanisah saat dihubungi melalui saluran telepon.
Menurutnya, bangunan kantor PWI di Jalan Manunggal, Desa Pulonas, Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, itu diduga akan dibakar oleh orang tidak dikenal (OTK) pada Kamis dini hari, dengan cara menyiramkan minyak tanah di bagian pintu masuk.
Beruntung api yang sudah membakar bagian pintu tiba-tiba padam sehingga api tidak melahap bangunan.
Hal itu juga diperkuat dengan adanya temuan sejumlah barang bukti termasuk bau minyak tanah di bagian pintu yang terbakar.
Bulkanisah juga menambahkan, pihaknya menduga aksi teror yang mereka alami terkait rangkaian teror yang dialami oleh Asnawi Luwi, seorang wartawan harian lokal terbitan Aceh yang bertugas di Aceh Tenggara, setelah rumah pewarta ini dibakar pada Selasa (30/7) lalu.
Pihaknya berharap rencana pembakaran Kantor PWI Aceh Tenggara ini diusut tuntas oleh kepolisian di daerah itu sekaligus menangkap pelakunya.
Sementara itu, Kapolres Aceh Tenggara, AKBP Rahmad Hardeny Yanto Eko Sahputro SIK mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait insiden pembakaran pintu bangunan Kantor PWI di daerah itu.
"Masih kita selidiki penyebabnya," katanya.
Kapolres mengakui pihaknya belum mengetahui secara pasti motif rencana pembakaran kantor PWI tersebut.