Illiza, Pemimpin yang Cinta Lingkungan
Rabu, 27 November 2013 19:57 WIB
Wakil Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal bisa bergembira, karena daerah yang dipimpinnya itu kembali meraih anugerah Adipura 2013, prestasi di bidang lingkungan hidup yang ke VI kalinya. Anugerah Adipura 2013 itu diserahkan Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya yang diterima Illiza di Jakarta pada Senin (10/6). "Ini Adipura yang ke enam, sebelumnya pada 1995, 1996, 2009, 2010 dan 2012 Kota Banda Aceh juga membawa pulang anugerah lingkungan hidup itu," kata Illiza di Banda Aceh, Rabu. Anugerah Adipura tersebut bukan hanya prestasi Pemko, tapi seluruh masyarakat, khususnya petugas kebersihan atas upaya menciptakan kota yang bersih, katanya. Pernyataan Illiza yang menjabat sebagai Wakil Wali Kota Banda Aceh untuk kedua kalinnya bersama Wali Kota Mawardy Nurdin itu tidaklah berlebihan, karena Ibukota Provinsi Aceh bisa bersih tidak terlepas dari jerih payah warga masyarakat. Illiza yang juga Ketua DPC PPP Kota Banda Aceh itu memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para petugas kebersihan yang selalu setiap mulai pagi hingga malam membersihkan sampah di lingkungan kota. Selain dikenal sebagai politisi, istri dari Amir Ridha yang lahir di Banda Aceh pada 31 Desember 1973 itu juga giat berdakwah dan mengkampanyekan lingkungan. Sejak menjadi anggota DPR Kota Banda Aceh periode 2004-2006, ia telah ikut serta dalam berbagai kegiatan atau kampanye untuk menjaga lingkungan. "Alam ini ciptaan Allah, jadi harus dijaga dan dirawat, tidak dapat dibayangkan bagaimana kalau alam ini rusak dan kita terus membiarkannya dan ini merupakan kewajiban kita semua," kata Illiza Sa'aduddin Djamal. Setelah terpilih kedua kalinya bersama Mawardy Nurdin untuk memimpin Kota Banda Aceh periode 2012-2017, Illiza membantu Wali kota untuk menciptakan ibukota provinsi Aceh yang bersih, nyaman dan indah. "Masih banyak persoalan lingkungan yang harus dibenahi, ini dapat terlaksana jika seluruh masyarakat mendukungnya," kata Illiza.Illiza juga mengatakan bahwa anugerah Adipura harus menjadi momentum bagi pemerintah dan warga kota Banda Aceh untuk terus berbenah dan memperbaiki berbagai kekurangan. Menurutnya, pemerintah bersama warga akan terus berupaya mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai "sustainable city" agar mampu meraih Adipura Kencana dimasa yang akan datang. "Bukan Adipura yang kita utamakan, tapi membentuk pribadi masyarakat yang peduli lingkungan dan merawat seluruh ciptaan Allah di bumi ini yang utama serta mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari," katanya. Ia juga mengajak seluruh warga Kota Banda Aceh untuk terus menjaga lingkungan dan mewujudkan kota Banda Aceh sebagai model kota madani. "Masyarakat kota Madani itu taat dan patuh serta sesuai dengan anjuran agama dan tuntunan Rasullullah Muhammad SAW dan yang perlu diingat bahwa lingkungan merupakan tempat kita melakukan aktivitas dan beribadah," katanya menambahkan. Illiza juga mengatakan masih banyak aspek lingkungan yang harus dibenahi oleh Pemerintah dan warga guna mewujudkan kota yang ramah lingkungan dan model kota madani. "Meski Kota Banda Aceh berhasil meraih anugerah Adipura 2013 dan yang keenam kalinya namun masih banyak aspek lingkungan yang harus dibenahi," katanya. Ia menyebutkan aspek yang harus dibenahi diantaranya perlu adanya pemanfaatan gas methan di tempat pembuangan akhir (TPA) sebagai sumber energi dan perlu penambahan luasan Ruang Tata Hijau (RTH) diseluruh gampong (desa). Selain itu penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) juga harus dibenahi dan masih rendahnya partisipasi membuang sampah tepat waktu. "Penempatan sampah dalam kontainer masih kurang baik, masih banyaknya aktivitas pemasangan iklan, spanduk dan baliho yang merusak pohon," katanya. (Irwansyah Putra)