Pedagang membakar ikan untuk dijajakan di pasar takjil Ramadan, Lampineung, Banda Aceh, Aceh, Rabu (8/5/2019).
POTRET PERIKANAN ACEH
Provinsi Aceh yeng berada di ujung barat pulau sumatra yang dikelilingi
samudera Indonesia di wilayah barat selatan Aceh dan selat malaka serta perairan Andaman di wilayah Utara-Timur Aceh dengan panjang garis pantai 2.666,27 Km. Sedangkan luas perairannya mencapai 295.370 Km persegi, yang terdiri dari perairan teritorial dan kepulauan 56.563 Km persegi, serta perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) 238.807 Km persegi.
Sebagai warga Aceh tentu patut bersujud syukur atas limpahan rahmat terhadap potensi perikanan dan kelautan serta memiliki nelayan yang handal dalam mengekploitasi kekayaan alam tersebut.
Potensi perikanan dan kelautan Aceh diperkirakan mencapai 272,7 ribu ton/tahun, jumlah kapal penangkap ikan diperkirakan lebih 16 ribu unit dan jumlah nelayan yang menggali sumber daya kelautan berkisar 64 ribu orang lebih.
Potensi sumber daya kelautan dan perikanan telah menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat Aceh, bukan hanya di laut , didaratan pun telah tumbuh galangan-galangan kapal kayu untuk mendukung sektor perindustrian dan perdagangan perikanan.
Pemerintah daerah melalui program Aceh “Meugoe dan Meulaot” juga terus berupaya meningkatkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dengan mengarahkan pada perbaikan sarana prasarana atau fasilitas dan teknologi perikanan serta jaringan pemasarannya.
Sejak 2006 Pemerintah Aceh telah membangun pelabuhan perikanan Lampulo yang dipersiapkan menjadi pelabuhan utama bertaraf Internasional dengan daya tampung kurang lebih 200 kapal penangkap ikan berukuran di bawah 40 GT. Pelabuhan ini pada masa yang akan datang diharapkan menjadi pintu ekspor hasil laut Aceh.
Untuk mewujudkan mimpi tersebut, tentu bukan hanya memiliki galangan kapal yang berkualitas dan sarana serta prasarana pelabuhan yang mumpuni namun sektor pengolahan hasil laut juga harus ditingkatkan agar lebih professional sehingga kualitas produk tetap terjaga.
Kini Aceh telah memiliki tempat pengolahan ikan basah yang professional bahkan hasil olahannya telah mampu menembus pasar intenasional diantaranya Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand dan Hongkong.
Ditingkat lokalpun, produk perikanan telah diolah menjadi berbagai produk yang mampu meningkatkan perekonomian keluarga dan menampung tenaga kerja. Semoga perikanan Aceh terus berkembang dan maju dimasa kini dan yang akan datang.
Foto dan Teks : Irwansyah Putra