Redelong, Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mulai mengembangkan pisang cavendish berorientasi ekspor.
Untuk pengembangannya, Pemkab setempat menggandeng kerjasama dengan PT Great Giant Food (GGF) yang ditunjuk oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN RI.
Bupati Bener Meriah Tgk Sarkawi mengatakan pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 300 hektare untuk pengembangan pisang jenis cavendish tersebut.
Sementara penanaman perdana pisang ini telah dilakukan pada Selasa (18/2) kemarin setelah adanya penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara Pemkab setempat dengan PT GGF.
"Fasilitas dan lokasi sudah cukup memadai untuk memulai kegiatan ini," kata Tgk Sarkawi.
Dia menyampaikan pengembangan pisang cavendish itu ditargetkan untuk diekspor ke negara-negara di Timur Tengah.
Bupati ini juga berharap kedepannya program pertanian tersebut akan mampu mendongkrak perekonomian masyarakatnya.
"Ke depan yang dimakan di Tanah Suci (Arab Saudi) itu bukan lagi pisang dari Lampung, tetapi pisang dari Gayo. Selama ini kita mengenal dengan kopi Gayo, Insya Allah pada tahun depan kita akan merasakan pisang Gayo," tutur Sarkawi.
Sementara pihak PT GGF Welly Soegiono menyampaikan bahwa penanaman pisang jenis cavendish di Indonesia juga telah dilakukan di Lampung, Jembrana Bali, dan Blitar.
"Hari ini di Kabupaten Bener Meriah. Kemudian nantinya ke Bondowoso," sebut Welly Soegiono.
Menurutnya permintaan pasar untuk komoditi ini sangat besar. GGF selama ini kata Welly masih kekurangan lahan untuk pengembangan pisang cavendish.
"Pasar berkembang demikian besar, tapi lahan yang dimiliki oleh GGF tidak cukup. Di lampung luas lahan 33.000 hektare, penen perhari 2.500 ton. Diproses dalam bentuk makanan kaleng, diekspor, tahun 2019, 17.500 contener. Dan ternyata sangat kurang, karena permintaan pasarnya sangat besar," tutur Welly.