Takengon, Aceh Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bener Meriah meluruskan informasi terkait banjir bandang di Kampung Wih Ni Durin, Kecamatan Syiah Utama, Sabtu (16/1),tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Bener Meriah Safriadi di Redelong, Senin, mengatakan bahwa setelah pihaknya terjun langsung ke lokasi hanya didapati dua rumah rusak akibat terkena material longsor.
"Kami sudah cek ke lokasi ternyata tidak ada banjir bandang, hanya terjadi longsor. Dampaknya tiga rumah terkena material longsor, dua rumah rusak di bagian dapurnya, satu rumah terkena hanya imbas," kata Safriadi.
Safriadi mengakui juga menerima informasi awal bahwa telah terjadi banjir bandang di desa tersebut dengan dampak tujuh sampai delapan rumah warga rusak.
Menurutnya, informasi tersebut diterima langsung dari camat dan kepala desa setempat.
"Berdasarkan informasi awal, ada delapan rumah. Sumbernya dari camat dan rejenya atau kepala desa. Makanya, kami mempersiapkan bantuan logistik untuk delapan keluarga. Ternyata sampai ke lokasi hanya dua rumah rusak," ujar Safriadi.
Safriadi menyebutkan sisa bantuan logistik pun akhirnya dibawa kembali. Bantuan berupa kompor gas yang telah dipersiapkan juga tidak jadi disalurkan karena tidak ada peralatan kompor warga yang mengalami kerusakan.
"Awalnya kami persiapkan semua, termasuk bantuan kompor gas, tapi karena kami lihat tidak ada yang rusak, masih bisa dipergunakan, jadi bantuan kompor gas ini juga tidak jadi diserahkan," ujarnya.
Terjadinya kesalahan informasi awal terkait bencana tersebut, kata Safriadi, karena desa yang mengalami banjir banda jaraknya jauh membuat, sehingga BPBD tidak bisa langsung ke lokasi.
Kampung Wih Ni Durin merupakan desa terpencil, berada di pedalaman Kabupaten Bener Meriah. Desa tersebut berjarak sekira dua jam perjalanan dari Redelong, ibu kota kabupaten.
"Kami tidak saling menyalahkan. Tapi, setelah kami ke lokasi, kami temukan, hanya dua rumah rusak, yang lain imbas saja," kata Safriadi.