Simeulue (ANTARA) - Masyarakat Pulau Siumat di Samudera Hindia, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Aceh, terancam terisolasi menyusul rusak beratnya dermaga yang merupakan satu-satunya akses mereka berlayar ke Sinabang, Pulau Simeulue, ibu kota kabupaten.
Kepala Desa Pulau Siumat Aryunan di Simeulue, Minggu, mengatakan. dermaga tersebut rusak sejak 2015 silam akibat dihantam ombak. Dermaga tersebut tempat merapat kapal penyeberangan ke Pulau Simeulue.
"Dermaga ini akses utama masyarakat jika ingin bepergian ke kota Sinabang. Karena kondisinya rusak parah, kapal tidak bisa merapat dan berlabuh jauh dari dermaga," kata Aryunan.
Jika ingin naik kapal tersebut, masyarakat terpaksa naik perahu dan mendayung hingga ke kapal. Dan ini tidak bisa dilakukan kalau cuaca tidak bersahabat.
Kalau cuaca sedang tidak baik, maka menyulitkan masyarakat menuju ke kapal. Akibat kondisi ini masyarakat di pulau yang berada di Samudra Hindia tersebut terancam terisolasi.
Pemerintah desa setempat telah mengupayakan perbaikan dermaga tersebut. Rencana pembangunan dermaga tersebut juga sudah dibahas dalam musrembang selama tiga tahun berturut-turut, 2018, 2019, dan 2020 di tingkat kecamatan.
"Semua pihak sepakat saat itu. Namun pembangunan dermaga hingga kini belum juga terlaksana. Padahal, dalam musrenbang pembangunan dermara masuk usulan prioritas," jelas Aryunan.
Aryunan berharap pemerintah bisa segera membangun dermaga tersebut. Sebab, jika dermaga tersebut terus dibiarkan dalam kondisi rusak parah, masyarakat sangat kesulitan jika ingin bepergian keluar pulau. Apalagi saat cuaca sedang tidak baik.
"Pulau Siumat merupakan desa kepulauan, jadi dermaga menjadi kebutuhan utama masyarakat. Kami mohon pemerintah segera membangun dermaga di desa kami ini," harap Aryunan.
Camat Simeulue Timur Renil Muriansyah Putra mengatakan dermaga di Pulau Siumat sempat diperbaiki dan dibangun kembali menggunakan dana desa pada 2019. Namun, kembali rusak akibat diterjang ombak.
Camat mengatakan Bupati Simeulue Erli Hasim telah mengusulkan untuk membangun dermaga tersebut Rp12 miliar kepada Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Aceh.
"Saat ini tinggal menunggu usulan tersebut. Kalau dari dana APBK, kita belum mampu membangun dermaga dengan biaya sebesar itu. Makanya diusulkan melalui APBN dan APBA," jelas Renil Muriansyah Putra.