Langsa (ANTARA Aceh) – Ayatullah (11) seorang anak asal Myanmar yang berada di kamp penampungan Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa Provinsi Aceh, mengaku berpisah dengan orangtua dan saudaranya yang lain akibat konflik sosial yang terjadi di negaranya.
Berdasarkan penuturannya kepada wartawan, Jum’at (22/5), ia terpaksa naik kapal (perahu tongkang) karena diusir paksa oleh otoritas Myanmar. “Saya naik kapal, lari dari ancaman pembunuhan. Ayah dan ibu mungkin masih di Myanmar atau bisa juga berada di tempat lain. Kami terpisah,†kata dia yang diterjemahkan Muhammad Husin seorang Rohingya yang bisa bahasa melayu.
Dikatakan, dirinya hingga kini belum mengetahui dimana kedua orangtuanya berada. Ia berharap Allah Swt menyelamatkan ayah dan ibunya dari kekejaman warga mayoritas yang ada di Myanmar.
Ia sangat khawatir terhadap keselamatan ayah dan ibunya. “saya khawatir ayah dan ibu tidak selamat,†ujar Ayatullah sembari berlinangan air mata. “I love you father and mom,†teriak Ayatullah mengenang kedua orangtuanya.
Sebelum terdampar di Aceh, Ayatullah beserta ratusan imigran lain asal Myanmar dan Bangladesh bertahan hidup selama satu bulan di atas kapal yang membawanya mengarungi lautan luas mengikuti arah angin. Hingga akhirnya, Jum’at (15/5), nelayan Aceh berhasil menyelamatkan mereka dan membawa ke dermaga Kuala Langsa.
Berdasarkan penuturannya kepada wartawan, Jum’at (22/5), ia terpaksa naik kapal (perahu tongkang) karena diusir paksa oleh otoritas Myanmar. “Saya naik kapal, lari dari ancaman pembunuhan. Ayah dan ibu mungkin masih di Myanmar atau bisa juga berada di tempat lain. Kami terpisah,†kata dia yang diterjemahkan Muhammad Husin seorang Rohingya yang bisa bahasa melayu.
Dikatakan, dirinya hingga kini belum mengetahui dimana kedua orangtuanya berada. Ia berharap Allah Swt menyelamatkan ayah dan ibunya dari kekejaman warga mayoritas yang ada di Myanmar.
Ia sangat khawatir terhadap keselamatan ayah dan ibunya. “saya khawatir ayah dan ibu tidak selamat,†ujar Ayatullah sembari berlinangan air mata. “I love you father and mom,†teriak Ayatullah mengenang kedua orangtuanya.
Sebelum terdampar di Aceh, Ayatullah beserta ratusan imigran lain asal Myanmar dan Bangladesh bertahan hidup selama satu bulan di atas kapal yang membawanya mengarungi lautan luas mengikuti arah angin. Hingga akhirnya, Jum’at (15/5), nelayan Aceh berhasil menyelamatkan mereka dan membawa ke dermaga Kuala Langsa.